Ada Apa, Puan kok Konsisten Bela Hak-hak Perempuan di Parlemen?

JAKARTA – Ketua DPR RI dari Fraksi PDIP Puan Maharani ingin agar aturan yang berlaku di Indonesia harus membela hak perempuan. Hal itu disampaikan Puan untuk memperingati Hari Perempuan Internasional bertepatan hari ini, Selasa (8/3/2022).
Sebagai informasi, Hari Perempuan Sedunia bermula dari adanya momen aksi unjuk rasa di tanggal 08 Maret 1909 lalu. Di mana aksi para buruh perempuan itu di New York di tahun 1911 lalu juga sebagai tonggak sejarah kesetaraan gender dari aspek kehidupan dunia internasional.
“Regulasi yang telah disahkan oleh negara harus berfungsi efektif untuk menjamin hak-hak perlindungan pada perempuan,” kata Puan menanggapi seringnya perempuan ada di tengah konflik melanda dunia seperti keterangannya diterima wartawan.
Menurut Puan, wanita sering ada di pusaran konflik. Baik dalam konflik rumah tangga, konflik sosial hingga konflik perang antara negara. Perempuan dan anak-anak sebagai kelompok rentan harus jadi prioritas untuk dilindungi.
“Pada situasi konflik itu, maka perempuan menjadi kelompok rentan menjadi korban berulang kali. Perempuan rentan dapat kekerasan, bisa juga kehilangan akses kebutuhan dasar, bahkan kehilangan akses sumber daya alam hingga sebagai sasaran utama pada aksi kekerasan seksual. Untuk itu, perlindungan dan kepentingan perempuan perlu menjadi priorotas di masa mitigasi konflik dan pascakonflik,” jelas.
Puan sebagai perempuan pertama menjadi Ketua DPR RI ini ingin memastikan aturan atau legislasi dibuat di legislatif ikut melindungi perempuan yang menjadi kelompok rentan. Di antara regulasi yang saat ini sedang digodok di DPR RI bersama pihak pemerintah, yakni terkait Rancangan Undang-undang Tindak Pidana Kekerasan Seksual (TPKS).
“Parlemen (DPR RI) sendiri terus mengawal hak-hak perempuan termasuk pada persoalan perlindungan perempuan sehingga tak ada lagi yang menjadi korban kekerasan dari perempuan dari konflik itu,” terangnya.
Untuk itu pula, Puan mengajak perempuan RI berani bersuara saat menghadapi konflik di sekitarnya pada situasi apapun. Karena perempuan itu, menurut Puan, memiliki banyak kontribusi positif terciptanya perdamaian dunia.
“Perempuan sangat berperan sebagai inisiator perdamaian. Khususnya bagi penyintas dalam konflik, perempuan bisa bersama-sama bergerak menciptakan keadilan sebab pemenuhan keadilan dan hak-hak perempuan juga menjadi amanat dalam resolusi PBB,” jelas oleh Puan yang pernah menjabat sebagai Menko PMK 2014-2019.
Puan meminta perempuan terus bersemangat berjuang atas kebersamaan hak di seluruh sektor seperti pada kehidupan sosial, ekonomi, budaya, juga politik.
“Banyak tokoh tokoh dunia yang hebat yang lahir dari kaum perempuan. Di DPR kita terus upayakan keterlibatan anggota dewan dari kaum perempuan bersuara perjuangkan aspirasi rakyat, khususnya bagi kaum perempuan,” papar Puang.
Adapun tema yang diangkat di moemn International Women’s Day 2020 ini yakni #BreakTheBias ‘Gender equality today for a sustainable tomorrow’. Dalam bahas Indonensia ‘Kesetaraan gender hari ini untuk masa depan yang berkelanjutan’.
“Tema #BreakTheBias ini punya pesan buat kaum perempuan agar tetap berusaha untuk melawan ketidaksetaraan, dan stereotip yang disematkan masyarakat. Sehingga kaum Perempuan itu harus bersatu saling membela,” ujar Puan. (HMS)