Ahok Dibully, Larang Sandiaga Pakai CFD malah Partai Pengusungnya Buat Aksi 412!

 Ahok Dibully, Larang Sandiaga Pakai CFD malah Partai Pengusungnya Buat Aksi 412!

JAKARTA, Lintasparlemen.com – Masih ingatkah kita soal sentilan Gubernur DKI Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok pada Sandiaga Uno dan pendukungnya yang melakukan aksi di car free day (CFD), Jakarta Minggu, (11/10/2015) tahun lalu?

Hari ini sejumlah partai politik pendukung Gubernur DKI Jakarta Non-aktif seperti Golkar dan Hanura turut bergabung dengan massa CFD dengan membawa lambang dan logo bendera partai. Padahal, menurut Ahok kala itu bahwa CFD tidak boleh dijadikan tempat kegiatan politik.

“Saya kira Pak Sandiaga Uno enggak tahu bahwa CFD itu sudah tidak boleh dipakai untuk kegiatan-kegiatan politik mengatasnamakan pribadi atau kelompok masyarakat,” ujar Ahok di Ancol, Jakarta Utara, Minggu (11/10/2015) seperti dikutip dari kompas.

Kala itu Sandiaga Uno dan pendukungnya sangat bersemangat melakukan ‘perkenalan’ dirinya khalayak. Sehingga, kata Ahok Sandiaga dan pendukungnya lupa memperhatikan aturan yang ada.

Dengan gaya bahasa Ahok, meminta kepada Sandiaga untuk bisa menjadi contoh yang baik bagi masyarakat. Bagaimana dengan pendukung atau partai pengusung Ahok hari ini? Entahlah.

Sesuai pantauan di media sosial (medsos) dan grup WhatsApp, para netizen mengatakan, seharusnya Ahok juga melarang partai pengusungnya itu melakukan kegiatan politik dengan terang membawa bendera logo lambang partai.

Nitizen dari Facebook bernama Ayu berkomentar, beraninya sama orang kecil dan diluar golongan mereka. Namun, jika itu dari kaum elit Ahok tidak berani. “Ada apa ini, Ahok diam, harusnya adil dan larang tuh partai itu adakan kegiatan politik di CFD,” sentil Ayu.

Sementara untuk menaggapi hal itu, politisi Muda Partai Golkar Ahmad Doli Kurnia menyesalkan keterlibatan partainya pada kegiatan itu. Apalagi kegiatan itu seolah dipaksakan untuk ‘mengembosin’ aspirasi umat Islam.

Menurut Doli, aksi itu selain melanggar aturan, Aksi Kita Indonesia itu juga ada kesan untuk menandingi Aksi Bela Islam III yang Super Damai.

“Aksi 412 perlu menjadi perhatian dan catatan buat kita semua terhadap pemerintah Jokowi dan pendukungnya saat ini. Kesan kuat yang muncul dari Aksi 412 merupakan upaya kembali membuat tandingan terhadap Aksi Bela Islam yang terus membesar dan meluas dukungannya,” kata Doli seperti siaran pers yang diterima lintasparlemen.com, Jakarta, Ahad (04/12/2016).

“Setelah berbagai upaya penggembosan berkali-kali dan di mana-mana dilakukan terhadap Aksi Bela Islam yang gagal, termasuk Parade Bhinneka Tunggal Ika, sekarang pemerintah mencoba lagi dengan Aksi 412. Bila pada Parade Bhinneka Tunggal Ika masih malu-malu, sekarang pemerintah lebih terbuka dengan melibatkan tokoh partai politik pendukung Ahok, bahkan dengan surat bbrp Kementerian yg menginstruksikan pegawainya untuk ikut hadir,” sambungnya.

Doli yang juga Mantan Ketua Umum DPP KNPI ini menegaskan, hal itu semua mengindikasikan bahwa pemerintah berpura-pura dan terus menghindar dari tuntutan umat Islam untuk tahan Ahok, dan berupaya menggiring persoalan itu menjadi masalah politik dan SARA dengan melibatkan partai politik pendukung Ahok.

“Kedua, pemerintah dengan pendukungnya sepertinya memang ingin berhadapan dan menebar kebencian terhadap ummat Islam. Ketiga, lebih parah lagi, pemerintah berupaya memecah belah rakyat dengan ikut mengumpulkan dan melibatkan massa, mengalihkan isu penistaan agama ke isu anti kebhinnekaan, dan mengadu warga dengan ummat Islam,” paparnya.

“Celakanya juga, itu semua dilakukan dengan menghamburkan dana yang besar, membudayakan rakyat dengan “money politics”, dan menggunakan tangan kekuasaan. Peraturan Gubernur pun dilanggar guna memanfaatkan masyarakat yang mau berolah raga di “car free day”,” pungkas Doli. (HMS)

Berita Terkait