Amir Uskara Sebut Pertumbuhan Ekonomi Sulsel di Atas Rata-rata
JAKARTA – Wakil Ketua Komisi XI DPR RI Muhammad Amir Uskara mengungkapkan pertumbuhan ekonomi makro di Provinsi Sulawesi Selatan (Sulsel) di atas rata-rata pertumbuhan nasional. Bagi Amir, kondisi tersebut membuat ekonomi makro di Sulsel disebut cukup baik.
“Artinya kerja-kerja pemerintah daerah untuk pengelolaan kegiatan fiskal dan juga Bank Indonesia (BI) dengan pengelolaan moneter dan sistem pembayarannya sudah cukup bagus. Sehingga kita di Sulawesi Selatan selalu (perekonomiannya) tumbuh lebih daripada dari daerah lain,” kata Amir Uskara usai Kunjungan Kerja Komisi XI DPR RI ke Kabupaten Bantaeng, Provinsi Sulawesi Selatan, Kamis (2/3/2023) kemarin.
Pujian Amir tak hanya sampai di situ, di mana pertumbuhan ekonomi makro terkait kebijakan yang dikeluarkan oleh pihak lembaga Otoritas Jasa Keuangan (OJK), sejauh ini berjalan dengan baik. Meski demikian, Amir merasa hal itu belum merata di seluruh daerah di Sulsel.
“Perbankan kita tumbuh, produksi marginal tenaga kerja (MPL) bisa ditekan, kemudian dana pihak ketiga juga cukup bagus, bahkan dana yang dipakai oleh masyarakat Sulawesi Selatan untuk mengolah anggaran untuk kepentingan usaha jauh lebih besar daripada dana yang disimpan oleh masyarakat Sulawesi Selatan,” jelas Amir.
Wakil Ketua Umum DPP PPP ini menyampaikan, literasi industri jasa keuangan di Provinsi Sulawesi Selatan, masih sangat lemah. Untuk itu, Amir berharap pada lembaga berwenang memberikan sosialisasi kepada masyarakat agar tidak ada pihak yang terjebak pada investasi bodong dan pinjaman online (pinjol).
“Banyak terjebak pada investasi bodong karena akibat lemahnya literasi mengenai industri jasa keuangan. Di Sulawesi Selatan terkait dengan masalah literasi keuangan memang masih rendah, sementara inklusif ekonominya sudah cukup tinggi, sehingga banyak investasi-investasi bodong yang masuk ke Sulsel dan bisa tumbuh di sini. Karena literasi terkait dengan industri jasa keuangan masih cukup rendah,” papar Amir asal politisi asal Dapil Sulsel I ini.
“Sehingga banyak korban-korban penipuan investasi bodong di Sulawesi Selatan. Dan itu menjadi tanggung jawab OJK juga supaya literasi keuangan ini bisa terjangkau diseluruh masyarakat Sulawesi Selatan. Selama ini kita telah memaksimalkan biaya sosialisasi di OJK supaya masyarakat lebih paham terkait dengan industri jasa keuangan. Karena telah banyak korban investasi bodong maupun pinjol, dan rata-rata yang menjadi korbannya adalah masyarakat,” sambung Amir.