Catatan Selasa Sore: Negeri Kecanduan Impor

 Catatan Selasa Sore: Negeri Kecanduan Impor

Oleh: Muslim Arbi, Koordinator Indag (industri dan perdagangan) Watch

Jika Presiden Joko Widodo, mau saja membaca Buku Negeri Kecanduan Impor karya Dr Ir Lili Sdjudireja, SE, PhD, anggota DPR RI Dapil Jawa Barat dari Fraksi Golkar seperti yang disebutakan pada judul tulisan ini, maka Jokowi akan tercerahkan. Karena ternyata negeri kita ini memang kecanduan impor.

Dan, akibat dari kecanduan impor itu, kehidupan para petani sangat terpukul. Dari garam sampai beras, semuanya di impor. Dan kebijakan impor yang sekarang semakin digalakkan oleh Menteri Perdagangan, Eggartisto Lukito ini; sangat menyakiti kehidupan para petani.

Kebijakan Presiden Jokowi, membiarkan menterinya semakin gila impor. Ini sejatinya mengkhianati petani dan nasib mereka, saat dijanjikan dalam Kampanye Pilpres 2014. Janji kampanye, stop impor, agar ‘Petani Sejahtera’. Tapi faktanya sebaliknya. Jauh panggang dari api.

Apakah, pembiaran impor oleh Presiden Jokowi disengaja, sebagai persiapan pundi-pundi untuk dana pilpres 2019 melalui menteri nya? Atau apa? Kok berbagai protes, dari aktifis, masyarakat sampai anggota dewan dan sejumlah pemda, tapi pemerintah pusat (baca; Jokowi) tetap saja jalan?

Jika, saja Presiden Joko Widodo, bersikap tegas dalam persoalan impor ini, mestinya, segera mengganti Mendag. Karena tindakan Mendag, Enggar membuka keran impor seluas-luasnya ini, selain mempengaruhi, defisit neraca perdangan yang memperlemah rupiah, juga memukul petani. Dan itu, semacam aksi spekulan, pemburu rente, yang dengan mudah mendapatkan uang. Tapi nasib para petani sebagai salah satu Soko Guru, terabaikan dan termajinalkan.

Jika saja, Presiden Joko Widodo, tidak segera membenahi tata niaga impor maka, saja Publik anggap Presiden main mata dengan Mendag, Enggar dari Nasdem itu. Seolah membiarkan Enggar, kumpulkan dana politik melalui para importir, untuk dana partainya dan untuk Persiapan pencapresan nya kembali. Kalau kata Orang Sunda “Mah, goreng kambing ku gaji na.” Menggoreng kambing dengan memakai gajinya. Artinya memanfaatkan kekuasaan untuk mendapatkan dana politik itu sendiri. Masa bodoh dengan protes Rakyat dan Nasib Para Petani.

Maka, melalui tulisan ini, himbauan kepada Presiden Jokowi, agar bisa membaca buku, karya Kang Lili Asdju ini, agar segera membenani carut marut impor dan segera megganti Menteri Perdangan bukan dari Orang Partai. Sehingga bisa mengembalikkan Negeri Kecanduan Impor, mejadi Negeri Kecanduan Ekspor, untuk meningkat neraca ekspor agar membantu memperkuat kurs rupiah.

Tetapi, jika tidak dibenahi neraca impor, dan Presiden tetap pertahankan Enggar dari Kabinet karena takut dukungan dari Partai Nasdem pecah. Maka sebaiknya Kementerian Perdagangan diubah saja, menjadi ‘Kementerian Impor’ saja. Biar jelas posisinya.

Jakarta 27 Maret 2017

 

 

Berita Terkait