Dapat 2 Dukungan Capres 2024, Bukti Jahatnya Manuver Politik Jatuhkan Anies
JAKARTA – Banyak orang beranggapan politik itu jahat. Mungkin bisa disebut nyata anggapan itu jika ditarik pada kedua manuver politik yang berupaya menjatuhkan Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan.
Dari dua aksi itu seolah ingin menggambarkan Anies dapat dukungan dari FPI, HTI hingga mantan kelompok teroris. Meski pun anggapan itu telah terjawab karena aksi dukungan itu adalah setingan untuk menjatuhkan Anies Baswedan.
Hal itu juga disepakati juga oleh Doktor sekaligus Pakar politik Universitas Al Azhar Indonesia Bung Ujang Komarudin. Menurut Ujang, aksi dan deklarasi dukungan kelompok FPI Reborn serta Majelis Sang Presiden ke Anies Baswedan mudah dibaca oleh Publik sebagai langkah menjatuhkan jelang Pemilihan Presiden (Pilpres 2024) mendatang.
“Dua dukungan, baik aksi dan deklarasi di Hotel mewah itu sudah desain secara cantik. Tujuannya satu, tentukan untuk menjatuhkan pak Anies agar tercipta image di masyarakat seolah terksesan, Anies itu adalah bagian dari mereka juga,” kata Ujang pada wartawan Lintas Parlemen, Sabtu (12/6/2022).
Tak hanya itu, Direktur Eksekutif Indonesia Political Review (IPR) ini lebih jauh menjelaskan, semua bisa kecenderungan itu yang tergambar jelas dari pola keduanya melakukan aksi dukungan sama-sama membawa ornamen organisasi terlarang di republik ini; FPI-HTI, termasuk dukungan mantan narapidana terorisme.
Apalagi, lanjut Ujang, indikasi itu makin kuat setelah penggerak keduanya tak jelas. Dan didukung fakta bahwa unjuk rasa ‘FPI Reborn’ di Patung Kuda, Jakarta ini ternyata tak kantongi izin Polisi tapi tak dibubarkan. Ditambah, kedua Ormas FPI dan HTI telah ditetapkan sebagai organisasi terlarang.
“Aksi dukungan itu mudah dibaca oleh publik bahwa mereka desain guna menjatuhkan Anies Baswedan seolah tercipta image oleh rakyat Indonesia bahwa Anies bagian dari kelompok mereka. Semua tahu (FPI dan HTI) mereka adalah kelompok terlarang di republik ini,” ujar Ujang.
Alasan itu, Ujang beranggapan bahwa kegiatan deklarasi tersebut adalah manuver politik kelompok yang berdiri di luar barisan Anies, atau biasa disebut lawan politik Anies selama ini yang terbaca di media termasuk di media sosial (Medsos).
Ujang menyebutkan, indikasi kuat kedua kelompok tersebut telah digerakkan oleh operasi khusus, mungkin masyarakat sudah punya data siapa yang menggerakan mereka? Biarkan waktu akan menjawab semua.
“Dua kelompok ini berkeinginan kuat untuk menjatuhkan pak Anies sejak dini sebelum Partai Politik (Parpol) menentukan pilihannya. Sepertinya mereka punya operasi canggih menghajar pak Anies. Dari aksi ini tanda bahwa gendeng perang Pilpres 2024 sudah mulai ditabuh oleh mereka meski pak Anies kalem-kalem saja,” jelas Ujang.
Siapa dalang atau membiayai sebagai ‘bohir’ kedua gerakan ini? Ujang menyampaikan, perlu kerja-kerja investigasi yang lebih mendalam mengungkap tabir dalang kedua aksi ini. Bila dalang mereka terungkap dengan bukti dilakukan dari lawan politik Anies, bisa berefek positif bagi Anies di Pilpres 2024 mendatang.
“Bila kedua tuduhan tersebut tak terbukti, malah menguntungkan pak Anies. Itu karena kedua gerakan operasi itu hanya ingin menghancurkan Anies, dan Anies pun bisa memperoleh efek atau dampak elektoral yang luar biasa,” jelas Ujang.
Laporan: Iwan Setiawan
Editor: Habib Harsono