Demo Harkitnas, Aktifis Formalk Sebut MEA Jadi Tantangan Berat Kaum Muda
Makassar, LintasParlemen.com– Peringatan Hari Kebangkitan Nasional (Harkitnas) yang jatuh pada setiap tanggal 20 Mei diwarnai oleh aksi unjuk rasa di berbagai kota di Indonesia. Di Makassar, momentum Harkitnas juga diwarnai dengan aksi unjuk rasa dari berbagai elemen mahasiswa baik organisasi intra maupun ekstra kampus.
Salah satu Aktivis forum Mahasiswa Lintas Kampus (Formalk), Ahmad Akbar dalam orasinya pada saat memperingati hari kebangkitan Nasional mengungkapkan, momentum Harkitnas saat ini hendaknya menjadi refleksi diri bagi keberadaan kaum muda saat ini, khususnya mahasiswa dalam menyikapi problematika kebangsaan dan efek global yang makin menggerus nilai-nilai semangat nasionalisme.
Melalui orasi ilmiahnya menegaskan kepada seluruh pemuda dan pemudi Indonesia agar bangkit terus memupuk rasa Nasionalisme sebagai benteng pemersatu bangsa dalam menghadapi segala ancaman disintegritas dan upaya pecah-belah dari pihak luar.
“Saat ini, terjadi degradasi moral yang telah dialami oleh kaum pemuda hari ini, akibat derasnya pengaruh liberalisasi,” teriak Akbar saat orasi di kawasan Fly Over Makassar, Jumat (20/5/2016).
Akbar melanjutkan, kondisi ini tentu akan mengancam kedaulatan Bangsa dan Negara Indonesia. Padahal pemuda mempunya posisi dan peran yang sangat strategis untuk membangun dan menjaga keutuhan Bangsa dan Negara.
“Budaya-budaya nasionalisme seperti jiwa patriot, rela berkorban, bertanggung jawab terhadap pembangunan bangsa telah mulai memudar akibat derasnya pengaruh arus hegemoni Budaya hedonisme,Apatisme, liberalisme,” ucapnya.
Padahal, lanjut Akbar kita saat ini telah menghadapi era Globalisasi pemerintah Indonesia dalam diplomatiknya telah menyepakati kerja sama dengan Masyarakat Ekonomi Asean (MEA) tentu ini kemudian akan menjadi tantangan yang sungguh berat yang akan dihadapi oleh kaum muda saat ini.
“Kita melihat dimana negara saat ini lebih dominan memunculkan tendensi politiknya dengan negara asing, jadi tak heran ketika arus global MEA hari ini adalah babak lanjutan pertarungan kaum muda Indonesia melawan neokolonialisme, neoliberalisme dan para antek-antek kapitalisme asing,” tegasnya.