FS Minta Kiai NU Tetap Waspada (Ingat) Kekejaman PKI

 FS Minta Kiai NU Tetap Waspada (Ingat) Kekejaman PKI

JAKARTA, Lintasparlemen.com – Lembaran sejarah Indonesia tergores pengalaman yang amat mengerikan dengan komunisme melalui Partai Komunis Indonesia (PKI). Aksi keji PKI menciptakan genangan darah bagi tokoh-tokoh NU para kiai serta umat Islam Indonesia sudah banyak yang jadi korban.

Hal itu disampaikan Wakil Ketua Badan Legislasi (Baleg) DPR RI Firman Soebagyo mengenang kekeganasan PKI di hari Sabtu Pon, 18 September 1948, pukul 03.00 dini hari.

Kala itu, tiga letusan pistol ditandai sebagai isyarat dimulainya pemberontakan bersenjata PKI yang dikenal dengan Madiun Affair.

“Bangsa ini jangan lupa dengan kejadian itu yang sangat terasa begitu mengerikan. Beribu-ribu ulama NU, kiai dan umat Islam terbunuh dengan beringas dan penuh kebencian,” kata Firman pada Lintasparlemen.com, Senin, (02/04/2016).

Menurut Sekjen Depinas Soksi ini, musuh utama PKI dulu dan kini adalah umat Islam khususnya para kiai dan santri. Firman mengingatkan, kaum komunis itu sangat mengerti bahwa Islam adalah agama mayoritas penduduk Indonesia yang sangat menentang PKI.

“Oleh karena itu, umat Islam khususnya para kiai merasa berkewajiban menjaga dan membela agamanya agar PKI tidak bangkit lagi negeri ini,” tandas Ketum Ikatan Keluarga Kabupaten Pati (IKKP) ini.

Saat ditanya maraknya ‘kaum komunis Cina’ di Indonesia dengan berbagai profesi di Indonesia seperti kerjasama Indonesia-Cina pada proyek kereta cepat? Wakil Ketua Fraksi Partai Golkar DPR ini meminta untuk tetap waspada.

“Kita tidak tahu apa motivasi mereka. Sapatau mereka proyek kereta cepat hanya cara mereka masuk ke Indonesia yang nanti bisa menguasai bangsa ini. Alasan itu kita harus waspada,” pintanya.

Masih lekat di ingatan umat Islam Indonesia, lanjut Firman, peristiwa di Pondok Pesantren Al-Jauhar saat para santri sedang asyik membaca Al-Quran dan bersiap untuk salat subuh.

“Tiba-tiba sekitar seribu anggota PKI membawa berbagai senjata datang menyerbu. Sebagian massa PKI masuk masjid, mengambil Al-Quran dan memasukkannya ke karung. Selanjutnya dilempar ke halaman masjid dan diinjak-injak,” kenang olitisi kelahiran Pati, Jawa Tengah ini. (Mahabbahtaein)

 

 

 

 

 

 

 

Berita Terkait