Gawat! Negara tidak Mampu Melindungi Keamanaan Warganya

 Gawat! Negara tidak Mampu Melindungi Keamanaan Warganya

JAKARTA – Wakil Ketua Komisi VIII DPR RI Sodik Mudjahid angkat suara terkait kasus penganiayaan terhadap aksi kekerasan di dalam negeri. Yang terbaru Pastor dan jamaat Gereja St Lidwina di Sleman, Yogyakarta, Ahad (11/2/2018) kemarin.

Seblumnya penganiayaan terjadi pada pengasuh pondok pesantren Al Hidayah Cicalengka Kabupaten Bandung, KH Umar Basri, jelang lima hari terjadi dan pembunuhan terhadap Ustaz Prawoto.

Dan KH Umar Basri dianiaya di dalam masjid usai shalat Subuh pada Sabtu pagi (27/1/2018) lalu. Sementara Ustaz Prawoto dianiaya dan dibunuh oleh tetangganya sendiri pada Kamis pagi (1/2/2018) lalu.

“Prihatin dan gawat jika negara, aparat keamanan, tidak bisa melindungi dan menjamin jiwa dan keamanan tokoh masyarakat pemimpin umat,” kata Sodik pada wartawan, Jakarta, Senin (12/2/2018).

Sejak tokoh NU KH Umar Bakri Cicalengka Jabar, tokoh Persis Ustadz Prawoto, Bandung Jabar dan terakhir adalah Pastor dan jamaat Gereja St Lidwina di Sleman, Yogyakarta.

Menurut Sodik, pemimpin umat dan tempat ibadah adalah adalah aset bangsa yang sangat berharga dalam membimbing umat menghadapi dinamika kehidupan masyarakat yang semakin keras, semakin liar, semakin liberal tidak sesuai dgn norma Agama dan Pancasila.

“Kondisi ini memprihatinkan bukan hanya karena kelemahan antisipasi juga karena proses penanganan yang lambat dan beberapa tindakan serta pernyataan petinggi keamanan yang menimbulkan kecurigaaan seperti,” jelas mantan aktivis HMI dan PII ini.

Bagi mantan Ketua MUI Jawa Barat inu menyampaikan, kasus penanganan jenazah Parwoto oleh aparat yang oleh pengurus PP Persis dinilai tergesa-gesa. Apalagi pernyataan aparat bahwa pelaku adalah orang gila yang belum divalidasi oleh ahli jiwa.

“Kondisi ini dinilai gawat karena menimbulkan rasa ketidakamanan para tokoh dan jamaah untuk beribadah dan ketidak amanan masyarakat dalam menjalani kehidupan harian,” ujar Sodik yang juga mantan Sekretaris ICMI Jawa Barat ini.

Sodik mengungkapkan, lemahnya sikap aparat tersebut menimbulkan rasa saling curiga yang bisa berujung Konflik antar umat bergama. Juga, lanjutnya, bisa menimbulkan dugaan permainan/rekayasa aparat keamanan dan negara.

“Ketidakpercayaan umat beragama dan masyarakat kepada aparat keamanan dan negara. Dan untuk mencegah semua ini maka kami mendesak pemerintah dan aparat keamanan untuk meingkatkan upaya perlindungan keamanana kepada masyarakat termasuk ditempat-tempat ibadah bukan terbatas pada hari besar keagamaan seperti takbiran dan natal,” jepasnya.

“Mengusut tuntas pemeriksaan kepada para pelaku dan mengungkapkan kepada publik motif dan dalang pelaku pembunuhan dan penganiayaan secara logis, transparan dan jujur agar maslaah bisa diatasi dan menghilangkan syakwasangka serta konflik horisontal dan vertikal,” sambungnya.

Politisi Gerindra ini juga menghimbau kepada para jemaah dan aktivis keagamaan untuk tetap tenang dan waspada dengan memperkuat satuan keamanan di organisasinya dalam melindungi keamanan tempat ibadah, pemimpin umat dan jamaah hingga aparat keamanan bisa memberikan perlindunyan yang memadai. (HMS)

Berita Terkait