Gelar Serambi Rupiah Ramadhan di Pesantren, BI Ajak Santri Cintai Rupiah

 Gelar Serambi Rupiah Ramadhan di Pesantren, BI Ajak Santri Cintai Rupiah

MAJALENGKA – Menjelang hari raya tiba, stand-stand penukaran uang Rupiah jadi salah satu tempat buruan warga. Memang sudah jadi tradisi di Indonesia, saat lebaran tiba, masyarakat gemar berbagi rezeki khususnya kepada anak-anak sebagai buah tangan saat bersilaturahmi.

Nah, Bank Indonesia jauh-jauh hari telah menyiapkan sejumlah lokasi penukaran uang. Termasuk yang digelar oleh Bank Indonesia Perwakilan Jawa Barat di Ponpes Al Mizan, Jatiwangi, Majalengka, Kamis (21/4).

Tak hanya itu, BI Perwakilan Jabar juga menggelar Serambi Rupiah Ramadhan di Ponpes asuhan KH Maman Imanulhaq. Gelaran yang dikemas talkshow dan ceramah Ramadhan ini diikuti antusias oleh para santri dan masyarakat umum.

Tujuannya adalah selain meningkatkan kecintaan dan kebanggaan terhadap Rupiah, BI Jabar juga memberi pemahaman kepada para santri bahwa penggunaan Rupiah tunai dan non-tunai dalam bertransaksi adalah
bagian penting dalam pengembangan ekonomi dan keuangan syariah yang berprinsip rahmatan lil-alamin, inklusif, dan relevan dengan perkembangan jaman dan teknologi.

Sebagai pembicara utama yakni Kepala Perwakilan BI Jawa Barat, Herawanto dan Anggota DPR RI, KH Maman Imanulhaq. Sementara pembicara lainnya yakni Kepala Perwakilan Wilayah (KPW) BI, Jono Sujono; KPW BI Jabar, Rizki Zajuli Nugraha; KPW BI Cirebon, Dadang Usnadi.

Herawanto mengingatkan, ke depan, digitalisasi dan transaksi Rupiah non tunai akan terus meningkat dan meluas. Hal itu terjadi karena digitalisasi memiliki berbagai macam kelebihan seperti lebih aman; higienis; dan mengurangi risiko uang palsu. Di waktu bersamaan, masyarakat juga lebih
memilih cara dan instrumen pembayaran Rupiah yang baik dan aman untuk bertransaksi di kehidupan sehari-hari.

Sementara Kiai Maman yang juga Anggota DPR RI lebih menekankan soal kedudukan uang di dalam Islam. Cendekiawan muslim ini mengatakan bahwa peradaban Islam sebenarnya lebih awal mengenal uang sebagai transaksi yang sah ketimbang barter.

“Nah kesempatan ini harus dimanfaatkan oleh para santri untuk lebih mengenal Rupiah. Juga harapan saya para santri mendapatkan pemahaman awal agar para santri memiliki mimpi suatu saat bisa menguasai masa depan industri keuangan khususnya keuangan syariah di Indonesia,” kata Kiai Maman.

Acara kemudian dilanjutkan dengan buka puasa bersama dan salat Magrib berjamaah. Terakhir, para peserta yang hadir diajak menyantap makan malam bersama di kediaman Kiai Maman Imanulhaq.

Laporan: Fikri

Editor: Habib Harsono

Berita Terkait