Hafisz Tohir Ungkap 4 Agenda Besar Pembahasan IPU ke-144 di Bali, Apa Saja?

 Hafisz Tohir Ungkap 4 Agenda Besar Pembahasan IPU ke-144 di Bali, Apa Saja?

JAKARTA – Wakil Ketua Badan Kerja Sama Antar Parlemen (BKSAP) dari Fraksi PAN Ir. H. Achmad Hafisz Tohir mengungkapkan agenda utama pada pembahasan di sidangĀ  Inter Parliamentary Union (IPU) Ke-144 yang akan digelar Nusa Dua, Badung, Bali dari tanggal 20-24 Maret 2022.

Hafisz Tohir menejelaskan, tema utama yang diusung yakni “Mobilizing Parliament to Act on Climate Change” atau “Memobilisasi Parlemen untuk Bertindak tentang Perubahan Iklim”. Pada sidang IPU di Bali tersebut fokus pada Green Agenda.

Menurutnya, tema Climate Change itu telah ditetapkan pada sidang IPU ke-143 yang diselenggarakan di Madrid, Spanyol tahun 2021 lalu. Mengingat tema tersebut dibahas di semua negara.

“Tema ini diangkat karena ini sehubungan dengan keselamatan seluruh masyarakat dunia. Isu memanasnya bumi. Kita berusaha mengurangi hingga 2 derajat, jangan sampai iklim kita memanas, malapetaka di masa akan datang. Karena kutub utara sudah banyak mencair es-nya dan ini menjadi persoalan besar bagi bangsa dan negara ini,” kata Hafisz Tohir saat menjadi pembicara utama pada dialog bertema “Misi DPR RI dalam Inter Parliamentary Union (IPU) Ke-144 Baliā€Ā  di Media Center MPR/DPR/DPD RI, Gedung Nusantara III Kompleks Parlemen Senayan, Jakarta, Jakarta, Kamis (17/3/2022).

Hafisz Tohir menyampaikan, ada empat tema yang telah disepakati pada IPU ke-134 di madrid, Spanyol. Di mana empat tema tersebut telah dipastikan akan dibahas di Bali.

“Tema pertama yang akan dibahas terkait kenaikan global 2 derajat celsius menjaga agar tetap turun di bawah 1 derajat celsius. Kedua, bagaimana negara-negara bisa meningkatkan kapasitasnya mengatasi perubahan iklim ini dengan pencemaran lingkungan. Ketiga, menjaga alur pendanaan agar sesuai pada pembangunan berkelanjutan yang mendukung emisi karbon. Tema keempat, mengukuhkan kepemimpinan Indonesia dalam aksi perubahan iklim dan membangun kemitraan serta solidaritas global,” jelasnya.

Terkati tema pertama, ia ingin agar parlemen Indonesia harus lebih fokus karena dikhawatir membahayakan kehidupan manusia di dunia jika tak melakukan langkah pencegahan. Meski demikian, ia mengaku dalam sidang IPU bisa saja tema lain muncul.

“Ini empat isu besarnya, tapi dalam sidang atau dalam debat bisa berkembang. Termasuk membahas soal perang Rusia dan Ukraina yang tak ada dalam tema pembahasa tapi dalam perkembangannya tidak bisa dipungkiri jika ada yang membahasanya,” terangnya.

Menurut Hafisz, IPU ke-144 ini menjadi stamen demokrasi bagi parlemen RI jika ingin menunjukan pada dunia, bahwa parlemen masih bisa ikut dalam pengaturan demokrasi dunia terkait isu-isu lingkungan, isu demokrasi dan isu-isu lainnya.

“Ini menjadi tantangan bagi kita. Agenda ini bisa menjadikan bangsa ini lebih dikenal lagi di dunia, apalagi dalam pandemi Covid-19 ini,’ ujarnya.

Hafisz Tohir mengungkapkan, ada 70-an negara yang hadir. Sementara IPU di Bali nantinya, sudah 121 negara yang bersedia hadir meski kenyataannya tergantung ketersediaan pesawat.

“Ada 121 negara yang sudah konfirmasi yang akan hadir dan nanti tergantung di pesawatnya. Apalagi penerbangan pesawat kita baru dibuka lagi pasca ditutup oleh pemerintah. Karena mereka tamu negara, jadi kita minta mereka tidak dikarantina tetapi protokol kesehatan tetap kita lakukan yaitu dengan memberikan mereka PCR dan Antigen. Sepanjang mereka negatif mereka bisa mengikuti sidang IPU di Bali,” pungkasnya. (HMS)

 

 

 

 

Berita Terkait