Hermanto Minta Kementan dan Bulog Akhiri Perbedaan Data Stok Beras

 Hermanto Minta Kementan dan Bulog Akhiri Perbedaan Data Stok Beras

JAKARTA – Anggota Komisi IV DPR Hermanto menyayangkan perbedaan data stok beras antara Badan Urusan Logistik (Bulog) dengan Kementerian Pertanian (Kementan). Bulog mengatakan stok beras saat ini menipis, sementara Kementan mengatakan stok beras surplus.

“Akhiri perbedaan data stok beras tersebut dengan mengefektifkan koordinasi guna meredam kecemasan masyarakat akan terjadinya kenaikan harga beras yang memicu inflasi,” ujar Hermanto dalam keterangan tertulisnya kepada wartawan.

Saling bantah data stok beras ini, menurut Hermanto, mengindikasikan instansi pemerintah yang berwenang tidak berkoordinasi secara baik.

“Kondisi tersebut dapat mengundang kekhawatiran bagi masyarakat berupa munculnya spekulan dan pelaku usaha untuk menimbun. Beras jadi langka, harga naik secara tidak wajar karena upaya mencari keuntungan besar,” papar legislator dari FPKS DPR RI ini.

Pola perbedaan data stok beras semacam ini, lanjutnya, sangat dicemaskan karena dapat memicu kelangkaan beras di pasar dan mengundang pelaku usaha untuk melakukan impor beras. “Impor beras ini tentu akan berakibat pada kerugian bagi petani domestik,” tegas Hermanto.

Kondisi pasar beras saat ini, katanya, sebenarnya sangat kondusif bagi petani. “Kementan dan Bulog mestinya mendorong sektor hulu lebih produktif agar produk pertanian lebih berkualitas sehingga beras petani dapat diserap oleh pasar. Bersamaan dengan itu menjaga stabilitas harga dan mencegah inflasi,” pungkas legislator dari Dapil Sumbar I ini.

Belum lama ini Direktur Utama Perum Bulog Budi Waseso menyebut stok beras di Indonesia saat ini memprihatinkan. Ini terjadi akibat rendahnya serapan beras dari petani lokal karena berbagai kendala di lapangan.

Saat ini stok cadangan beras pemerintah (CBP) di gudang Bulog sebanyak 651.000 ton. Jumlah tersebut hanya setengah dari stok ideal yang harus dimiliki oleh Bulog sebanyak 1,2 juta ton.

Sementara Kementan mengklaim kalau produksi padi (beras) nasional saat ini dalam kondisi aman. Sebabnya, menurut Direktur Serealia Ditjen Tanaman Pangan Kementerian Pertanian Ismail Wahab, ada potensi produksi padi 10,24 juta ton gabah kering giling (GKG). Setara 5 juta ton beras.

Laporan: Joko

Editor: Habib Harsono

Berita Terkait