JAKARTA, Lintasparlemen.Com – Musim penghujan yang tengah menerpa ibukota. Saat ini banyak genangan air yang menyebabkan terjadinya wabah demam berdarah dengue (DBD). Setelah hujan terjadi genangan air yang bisa menjadi sarang nyamuk DBD. Karena nyamuk tersebut hanya suka bersarang di air jernih dan bersih.
Setiap wabah DBD menyerang DKI Jakarta, Pemerintah DKI yang selalu disibukan dengan fogging dengan maksud membunuh nyamuk itu. Namun, sayang pelaksanaan fogging yang dilakukan sering tidak tepat sehingga tidak efektif membunuh nyamuk DBD itu.
Hal tersebut disampaikan Anggota Relawan Kesehatan Indonesia Cicilia Karina pada siaran persnya. Cicilia menambahkan nyamuk DBD ini tidak sembarangan menggigit korbannya, ada jam biologis yang membuatnya lebih aktif.
“Nyamuk DBD paling sering menggigit, dua jam setelah matahari terbit dan tiga jam sebelum matahari terbenam. Dan uniknya nyamuk DBD ini tidak beroperasi di sekitar tempat nyamuk tersebut bersarang. Dia akan terbang dulu sejauh 100-200 M sebelum melalukan aktivitas menggigit.” ujar Cicilia Karina.
Menurut Cicilia Karina, banyak terjadi ketidakefektifan dalam melakukan fogging, di mana masih banyak fogging dilakukan di atas jam nyamuk DBD terbang meninggalkan sarangnya. Sehingga di satu lokasi fogging yang dilakukan di Jakarta hanya membunuh nyamuk biasa dan serangga jenis lainnya.
“Sehingga perlu kiranya Pemprov DKI kembali memberikan pemahaman yang lengkap terhadap siklus hidup nyamuk DBD kepada petugas fogging, camat, lurah, ketua RT dan ketua RW agar terwujud niat membunuh nyamuk itu,” ungkap Cicilia, yang juga Ketua Analis Kebijakan Publik DPP Pemuda Perindo ini.
“Hanya sia-sia ketika fogging dilakukan tidak sesuai dengan waktu aktif nyamuk DBD. Selain membuang-buang anggaran juga hanya membunuh nyamuk biasa dan serangga saja. Anehnya, pemerintah DKI melakukan fogging jika ada penderita DBD yang masuk media. Fogging dilakukan dengan pola yang tidak efektif. Jadi lama-lama warga terkena dampak dari racun dalam asap fogging,” sambungnya.
Cicilia berpendapat, yang paling efektif memberantas nyamuk DBD adalah dengan melakukan 3 M (menutup, menguras, dan mengubur) dan membunuh jentik nyamuk agar tidak menjadi nyamuk baru.
Ia menyerukan peran aktif warga untuk dapat melakukan pemberantasan sarang nyamuk dan jentik di mulai dari rumah dan halaman rumah.
“Ayo aktif berantas sarang nyamuk dan jentik nyamuk. Pertahankan kebersihan halaman rumah kita masing masing, jangan sampai menjadi sarang nyamuk DBD,” pungkas Cicillia. (SCA)