Jokowi Hadiri Milad 72 HMI, Alumni Minta agar HMI Tetap Netral

 Jokowi Hadiri Milad 72 HMI, Alumni Minta agar HMI Tetap Netral

JAKARTA – Komunitas Alumni Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) yang Peduli dengan integritas dan independensi HMI meminta seluruh Keluarga Besar HMI agar tak membawa himpunan ikut terseret-seret pada tahun politik. Khususnya pada proses dukung mendukung Pemilihan Presiden (Pilpres 2019).

Bagi Komunitas Alumni HMI itu, netralitas HMI dan HAKMI sudah menjadi pilihan politik bagi kemajuan bangsa ke depan. Mengingat, netralitas HMI dan KAHMI sudah sejak lama terjadi di republik ini

Kami mendorong PENGURUS BESAR HMI DAN PRESEDIUM KAHMI untuk tetap menjalankan politik kebangsaan, sebagai perekat kesatuan dan persatuan bangsa,” tulis dalam rilisnya yang diutandangi oleh Zulkifli Ali yang pernah menjabat selaku Sekjend PB HMI Periode 1997-1998.

Mendorong PENGURUS BESAR HMI, untuk tetap menjaga INTEGRITAS DAN INDEPENDENSI ORGANISASI, dengan tidak berpihak dan tidak terlibat dalam arus pusaran fragmentasi politik praktis dengan memberikan dukungan politik kepada salah satu Pasangan Calon Presiden,” terangnya.

Mendorong PRESEDIUM KAHMItetap menjaga netralitas organisasi dari fragmentasi dukungan terhadap salah satu pasangan Calon Presiden dan tidak mengintervensi kebijakan organisasi PB HMI untuk memberikan dukungan politik kepada salah satu pasangan Calon Presiden,” ujar Zulkifli.

BERIKUT PERNYATAAN LENGKAP KOMUNITAS ALUMNI HMI YANG PEDULI DENGAN INTEGRITAS DAN INDEPENDENSI HMI MENYERUKAN 3 (TIGA) POIN PENTING BAHWA:

PERNYATAAN KEPEDULIAN MENYAMBUT DIES NATALIS HMI

HMI, Organisasi kemahasiswaan dan kepemudaan Islam yang tertua lahir di tanah air. Hadir setelah kemerdekaan RI, tepat 5 Februari 1947 di Yogyakarta. Dari perspektif historical ini,  keberadaan HMI tidak bisa dipisahkan dari tujuan dan cita-cita politik Indonesia merdeka. Olehnya, HMI  mengambil peran perkaderan untuk mencetak kelahiran sumber daya manusia yang memiliki dua visi yang integratif, yaitu visi keummatan dan visi kebangsaan. Upaya pembentukan visi integratif itu melalui proses perkaderan dengan tujuan melembagakan lima kualitas insan cita. Yaitu, insan akedemis, pencipta, pengabdi yang bekesanggupan mewujudkan masyarakat adil makmur atas dasar prinsip prinsip yang Islami.

Peringatan kelahiran HMI, pada tgl 5 Februari 2019 merupakan momentum terpenting karena bersamaan dengan tahun politik yaitu Pemilihan Presiden dan Pemilihan anggota legislatif, DPRD, DPR RI dan DPD RI yang diselenggarakan secara bersamaan pada tanggal 19 April 2019, beberapa saat mendatang.

HMI perlu merefleksi perjalanan perkaderannya sejak kelahirannya, apakah arah perkaderan sudah sejalan dengan tujuan kelahirannya, dan apakah  implementasi perkaderan sudah bisa menjawab tujuan kelahirannya dan apakah watak dan sifat independensi HMI sudah berjalan untuk mengawal tegaknya mekanisme untuk mengawal pencapaian tujuan organisasi ?

Olehnya dalam tahun politik ini merupakan momentum terpenting untuk menguji ketangguhan dan geniunitas aktivis HMI di semua level baik komisariat, Badko, Cabang, Korkom dan Komisariat untuk tetap konsisten di jalan perkaderan, tetap konsisten merawat independensi orgsnisasi tidak terjerumus dalam prilaku politik praktis.

Kader HMI khususnya para pimpinan HMI perlu memperkuat watak dan karakter keorganisasian sebagai intelektual muslim dan kader pemimpin muslim untuk umat dan bangsa maka perlu memperkuat dan meneguhkan komitmen perjuangan secara  kohesif dalam satu kelembagaan yang terintegrasi. Organisasi yang kuat dan solid serta memiliki visi masa depan apabila para pengelola organisasi mendalami NDP, agar NDP tidak hanya menjadi bahan kajian menenuhi kebutuhan intelektual tetapi NDP bisa menjadi watak dan karakter serta integritas setiap kader HMI.

Dalam rekrutmen perkaderan perlu mempertimbangkan kualitas moral, kualitas ilmu dan kualitas kepemimpinan sehingga semua kader yang terseleksi sanggup menjaga dan meningkatkan marwah organisasi.

Meningkatkan kualitas perkaderan di semua jenjang agar proses perkaderan berjalan sesuai dengan terget masing masing levelnya. Perkaderan sebagai mesin pencetak yang memproses input menjadi output, maka sangat perlu memperhatikan aspek proses, di mana training perlu diurus secara bertanggung jawab dan profesional oleh kader kader yang berintegritas secara moral, ilmu, dan memiliki kemampuan teknis perkaderan sehingga pada gilirannya HMI sanggup mensuply kader-kader peradaban yang berkualitas lima insan cita yang bisa menjawab tantangan umat dan bangsa dalam konstelasi global dan modern.

Dengan merawat Independensi dan menjadikan idependensi sebagai watak dan kerakter organisasi akan mendorong HMI selalu mengambil peran kritis mensikapi situasi kebangsaan terutama pada kebijakan yang tidak memihak umat, rakyat dan bangsa secara keseluruhan. Pandangam kritis terhadap kebijakan negara akan mendorong HMI menjadi organisasi yang kuat dan diperhitungkan di masa depan.

Peran alumni keluarga besar HMI baik yang berkiprah di ekesekutif, legislatif, yudikatif, dunia usaha dan NGO terus berperan aktiv sesuai dengan profesi dan keahlian  untuk memperkuat kelembagaan masyarakat dan negara guna mewujudkan tatanan masyarakat adil dan makmur sebagaimana tujuan HMI.

SEBAGAI ALUMNI BERPERAN AKTIF MENDUKUNG KELANCARAN PERKADERAN DI SEMUA LEVEL DENGAN TIDAK HARUS MENGINTERVENSI KEBIJAKAN INTERNAL ORGANISASI. Sebab independensi merupakan modal dan martabat HMI untuk tetap kritis dan mendiri dalam merespon setiap persoalan.

Para alumni mengambil peran aktif secara profesional dan terorganisir untuk mendukung kemajuan HMI dengan tidak mengurangi atau mengintervensi otoritas kelembagaan HMI. Atas dasar kepedulian tersebut dan realitas fragmentasi politik praktis yang cukup kuat pada menjelang pemilihan presiden pada tanggal 17 April yang akan berlangsung beberapa saat lagi,

maka KAMI SEBAGAI KOMUNITAS ALUMNI HMI YAG PEDULI DENGAN INTEGRITAS DAN INDEPENDENSI HMI MENYERUKAN 3 (TIGA) POIN PENTING BAHWA:

 

  1. mendorong PENGURUS BESAR HMI DAN PRESEDIUM KAHMI untuk tetap menjalankan politik kebangsaan, sebagai perekat kesatuan dan persatuan bangsa.
  2. mendorong PENGURUS BESAR HMI, untuk tetap menjaga INTEGRITAS DAN INDEPENDENSI ORGANISASI, dengan tidak berpihak dan tidak terlibat dalam arus pusaran fragmentasi politik praktis dengan memberikan dukungan politik kepada salah satu Pasangan Calon Presiden.
  3. mendorong PRESEDIUM KAHMI tetap menjaga netralitas organisasi dari fragmentasi dukungan terhadap salah satu pasangan Calon Presiden dan tidak mengintervensi kebijakan organisasi PB HMI untuk memberikan dukungan politik kepada salah satu pasangan Calon Presiden.
  4. mendorong PENGURUS BESAR HMI DAN PRESEDIUM KAHMI untuk secara aktif mengawal dan mengawasi proses Pemilihan Umum yang akan datang dapat berlangsung berdasarkan prinsip-prinsip electoral justice dan electoral integrity, bebas dari berbagai bentuk kecurangan yang dapat mencederai proses demokrasi dan medelegitimasi hasil Pemilu.

KOMUNITAS ALUMNI PEDULI HMI

  1. Zulkifli Ali                                                                                                         (Sekjend PB HMI Periode 1997-1998)

2. MHR Sikka Songge

(Ketua Umum HMI Cabang Yogyakarta Periode 1992-1993)

3. Muslih

(Ketua Umum Badko HMI Jateng DIY Periode 2003-2004)

4. Sabarudin

(Wasekkum HMI Cabang Jakarta Periode 1997-1998)

5. Kurniawan Zein

(Anggota Balitbang PB HMI Periode 2003-2004)

 

Berita Terkait