Ketua Komisi VIII DPR: Sikap Ahok Sakiti Perasaan Umat Islam dan Berpotensi Memecah Persatuan Kesatuan Bangsa

 Ketua Komisi VIII DPR: Sikap Ahok Sakiti Perasaan Umat Islam dan Berpotensi Memecah Persatuan Kesatuan Bangsa

Ketua Komisi VIII DPR RI dari Fraksi PAN Ali Taher

JAKARTA, Lintasparlemen.com – Ketua Komisi VIII DPR RI Ali Taher menilai hardikan Gubernur DKI Jakarta Non Aktif Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok kepada Ketua Umum MUI Kiai Ma’ruf Amin sangat menyakiti hati umat Islam dan berpotensi memecah persatuan kesatuan bangsa.

Di mana pernyataan Ahok pada sidang lanjutan penistaan agama dengan mendengarkan saksi Rais Aam PBNU Kiai Ma’ruf Amin dengan menuding bahwa Kiai Ma’ruf telah melakukan kebohongan atas beberapa beberapa keterangan dari kesaksiannya.

Bahkan lebih para lagi, Ahok cs akan memperkarakan KH Ma’ruf Amin. Menurut Ali, sikap Ahok itu adalah penyataan yang sangat emosional, tendesius, tidak memiliki nilai etika dan moral kebangsaan.

“Apa yang disampaikan Ahok itu menyakiti perasaan umat Islam dan bangsa Indonesia pada umumnya, yang memegang teguh kesantunann serta kepatutan dalam pergaulan sosial dan politik. PERNYATAAN dan sikap Ahok itu juga berpotensi memecah belah persatuan dan kesatuan bangsa yang selama ini di rawat bersama oleh setiap elemen bangsa,” kata Ali pada keterangan tertulisnya, Jakarta, Kamis (2/2/2017).

Oleh karena itu, Ali menyesalkan pernyataan dan tudingan Ahok itu. Dan ia menilai, statemen itu menunjukan kesombongan Ahok yang tak paham nilai persatuan dan kesatuan Indonesia.

“Pernyataan dan tudingan Ahok itu sebagai sikap yang menunjukan kesombongan dari seorang yang tidak memahami hakekat nilai-nilai persatuan dalam persaudaraan dalam konteks negara Indonesia yang beradab dan bermartabat dan menjungjung tinggi keluhuran budi sebagaimana prinsip yang ditanamkan dalam Sila Pertama Pancasika yaitu KETUHANAN YANG MAHA ESA,” jelasnya.

Politisi PAN ini menyimpulkan bahwa Ahok telah menghalalkan segala cara untuk meraih apa yang diinginkan. Padalah, pesannya, yang perlu dilakukan oleh seluruh elemen anak bangsa saat ini yakni berusaha menjaga keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).

“Ahok telah menempatkan kekuasaan sebagai puncak prestasi sosialnya dengan menghalalkan segala cara, yang hanya ingin meraih kekuasaan jangka pendek. Padahal, itu belum tentu didapat dengan mengabaikan kepentingan bangsa jangka panjang yakni persatuan dan kesatuan bangsa dengan capaian kesejahteraan sosial, yang di lupakan sebagi visi Idonesia merdeka,” papar kader Muhammadiyah ini. (HMS)

Berita Terkait