Kunjungi Sekber Gerindra dan PKB, Pengamat: NasDem Pertegas Politik Sekedarnya Perkawanan Selamanya

 Kunjungi Sekber Gerindra dan PKB, Pengamat: NasDem Pertegas Politik Sekedarnya Perkawanan Selamanya

JAKARTA – Wakil Ketua Umum (Waketum) NasDem Ahmad Ali memimpin silaturahmi NasDem dengan Gerindra dan PKB di Sekretariat Bersama (Sekber) mereka di Jalan Ki Mangunsarkoro No. 1 Menteng, Jakarta Pusat, Kamis (26/1/2023).

Pertemuan tiga partai koalisi pendukung pemerintahan Presiden Joko Widodo (Jokowi) itu berlangsung sangat cair dan penuh kekeluargaan. Ahmad Ali yang juga Anggota Fraksi NasDem DPR RI itu ditemani sejumlah pengurus teras Dewan Pimpinan Pusat (DPP) Partai NasDem, Willy Aditya, Fauzi Amro, Dossy Iskandar Prasetyo, Dedy Ramanta dan Jakfar Sidik.

Kepada awak media politisi asal Sulawesi Tengah (Sulteng) itu menegaskan bahwa kunjungan tersebut dalam rangka silaturahmi untuk menjaga persatuan bangsa. Dia melanjutkan kendati kontestasi politik Pemilihan Presiden (Pilpres) masih lama tetapi partai politik memiliki peran penting dalam proses menjaga keutuhan bangsa melalui diskusi-diskusi pembangunan bangsa ke depan.

Menanggapi hal tersebut, Dosen Universitas Esa Unggul dan Direktur Agitasi Propaganda Politik 2Indos; Syurya Muhammad Nur menilai bahwa NasDem sedang menerapkan politik riang gembira dan memberikan pesan kepada masyarakat Indonesia bahwa politik itu sekedarnya dan perteman selamanya.

“Saya sangat mengapresiasi Langkah tersebut karena masyarakat Indonesia membutuhkan pemandangan yang sejuk dalam menyambut Pemilu Serentak 2024,” kata Syurya pada Lintas Parlemen, Jakarta, Jumat (27/1/2023).

Konsolidasi dan Integrasi Sosial rakyat Indonesia adalah tanggung jawab kita Bersama maka narasi-narasi perpecahan wajib ditinggalkan. Doktrin Busuk sebagai sarana Black Campaign dengan memunculkan istilah cebong, kampret dan kadrun ditengah masyarakat Indonesia yang beradab, berbudaya luhur dan menjunjung tinggi Bhinneka Tunggal Ika, tidak boleh terulang kembali.

Partai-Partai Politik, Para Relawan Pemilu dan tokoh-tokoh publik yang mendukung Paslon-paslon tertentu yang secara resmi telah ditetapkan KPU, nantinya. Dilarang Keras mengkampanyekan kebencian yang menimbulkan rusaknya peradaban bangsa Indonesia yang kaya akan keberagaman ini.

“Kompetisi Politik 2024 wajib menjunjung Sila ke-3 pada pancasila, yaitu Persatuan Indonesia. Pemilu itu Pesta Demokrasi, pesta itu ya senang-senang dan bergandengan tangan, bukannya saling membenci dan jelek-menjelekkan,” tutup Syurya.

Digiqole ad

Berita Terkait