OJek Online Telah Bantu Pemerintah Kurangi Pengangguran dan Tawuran

 OJek Online Telah Bantu Pemerintah Kurangi Pengangguran dan Tawuran

Go-jek

Oleh: Musni Umar, Sosiolog dan Rektor Universitas Ibnu Chaldun Jakarta

Pada 11 April 2018 pukul 19.30 wib saya menjadi pembicara dalam rembuk generasi muda di kantor Kecamatan Johar Baru Jakarta Pusat.  Kegiatan ini  diikuti ratusan pemuda yang menurut  Kamus Besar Bahasa Indonesia, rembuk maknanya adalah musyawarah.

Rembuk atau musyawarah yang dilaksanakan di Johar Baru sangat penting.  Setidaknya ada 6 alasan yang mendasari:

Pertama, dilaksanakan di kawasan yang menurut alm. AM. Fatwa, anggota Dewan Perwakilan Daerah RI merupakan salah satu kecamatan dengan akronim Padkumis (padat, kumuh dan miskin).

Kedua, generasi mudanya banyak yang hanya mengenyam pendidikan tidak tamat Sekolah Menengah Pertama (SMP) bahkan ada yang tidak tamat Sekolah Dasar (SD) dan juga tidak tamat SMA,  sehingga diperlukan ujian penyetaraan SD, SMP dan SMA.

Ketiga, kawasan Johar Baru daya dukung lingkungan sudah  tidak ada akibat padat.  Ada  yang menyebut Johar  Baru sebagai kawasan   terpadat di Asia Tenggara.

Keempat, ramai yang menganggur. Dampaknya  pada masa lalu kita banyak menyaksikan para pemuda nongkrong di berbagai sudut gang dan jalan serta tempat yang teduh termasuk di jembatan yang menghubungkan Kampung Rawa dan Tanah Tinggi.

Kelima, sangat banyak tawuran, minum miras dan jual beli narkoba.

Keenam, masih banyak warga yang tidur bergantian (sif-sifan/sift).

Telah Bantu Pemerintah

Wahyu, pemuda di Johar Baru yang menjadi sekretaris dan moderator rembuk generasi muda mengemukakan bahwa Johar Baru
sekarang sudah berkurang yang menganggur dan juga tidak banyak yang tawuran dibanding beberapa tahun lalu.

Menurut Wahyu yang telah menjadi pengemudi mobil online, penyebab kurangnya pengangguran dan tawuran karena para pemuda telah  menjadi pengemudi ojek online, terutama motor.

Akan tetapi patut disesalkan karena terlalu murah biaya ojek online, sehingga para pengojek online akhir April 2018 mau demo menuntut kenaikan biaya ojek online.

Selain itu, pemerintah membuat banyak aturan sehingga menyulitkan pengojek online. Sejatinya pengojek online telah membantu pemerintah dalam membuka lapangan kerja yang gagalkan dilakukan sesuai janji dalam kampanye Presiden 2014.

Disamping itu, para peserta rembuk generasi muda juga menyesalkan dan tidak terima dibukanya kran yang luas pada tenaga kerja asing. Pada hal masih sangat banyak rakyat Indonesia yang memerlukan pekerjaan.

Allahu a’lam bisshawab

Berita Terkait