Opini: Recovery Udara Segar di Jakarta

 Opini: Recovery Udara Segar di Jakarta

PENCEMARAN UDARA DI PERKOTAAN

Heny Mayawati*

Udara bersih merupakan salah satu kebutuhan akan semua makhluk hidup di bumi. Udara yang bersih jug akan berdampak bagi kesehatan manusia.

Manusia bisa terhindar dari berbagai macam gangguan kesehatan, khusunya masalah pernapasan yang ditimbulkan oleh adanya polutan, bakteri dan virus yang terdapat di udara yang tercemar.

Saat seseorang baru saja berpindah tempat ke lingkungan yang baru, orang tersebut akan menghadapi kondisi udara yang berbeda. Manusia yang tinggal di tempat tersebut terkadang tidak bisa secara langsung mendeteksi adanya gas-gas polutan yang dapat membahayakan kesehatan ataupun keselamatan karena tidak semua gas polutan dapat tercium oleh indera penciuman manusia

Pencemaran udara merupakan peristiwa masuknya zat, energi, atau komponen lainnya ke dalam lingkungan udara. Pencemaran udara akan berakibat pada penurunan kualaitas udara. Hal ini akan menyebabkan terganggunya kehidupan manusia dan makhluk hidup lainnya.

Pencemaran yang terjadi akibat aktivitas manusia pada umumnya terjadi di area kota-kota besar dengan sektor industry (pabrik). Sedangkan yang disebabkan oleh proses alam berasal dari letusan gunung berapi, kebakaran hutan dan badai berdebu .

Berdasarkan data Bappenas yang bekerjasama dengan Asean Development Bank dan Swiss Contact (2006), pertambahan kendaraan yang pesat terkait langsung dengan kondisi sistem transportasi yang buruk.

Banyak orang terdorong untuk menggunakan kendaraan pribadi terutama sepeda motor karena ketiadaan transportasi umum yang aman, nyaman, dan tepat waktu. Akibatnya, kemacetan lalu lintas tidak dapat dihindari khususnya pada jam-jam sibuk.

Tingginya laju pertumbuhan penduduk berdampak pada peningkatan jumlah transportasi sebagai sarana aktivitas dalam pemenuhan kebutuhan hidupnya. Dalam majalah antara 9 januari 2015 lalu dimuat bahwa Jumlah motor dan mobil di Jakarta meningkat sebesar 12 persen tiap tahunnya, kata Kepala Bidang Hubungan Masyarakat Polda Metro Jaya, Komisaris Besar Polisi Martinus Sitompul.

“Kendaraan bermotor di Jakarta dan sekitarnya naik 12 persen per tahun,” kata Martinus di Jakarta, Jumat. Berdasarkan data yang dikeluarkan oleh Direktorat Lalu Lintas Polda Metro Jaya, jumlah kendaraan bermotor di Jakarta dan sekitarnya bertambah sebanyak 5.500 hingga 6.000 unit kendaraan per hari.

Ia mengatakan, jumlah tersebut didominasi oleh pertambahan sepeda motor yang mencapai 4.000 hingga 4.500 per hari. Sedangkan kendaraan roda empat mengalami pertumbuhan sebanyak 1.600 unit per hari.

Pembangunan dalam bidang transportasi tidak hanya membawa perubahan yang positif, namun juga menimbulkan terjadinya peningkatan jumlah kendaraan bermotor yang sangat pesat. Semakin bertambahnya jumlah kendaraan bermotor telah menimbulkan peningkatan pencemaran udara yang semakin terasa di kota besar.

Pembakaran bensin yang tidak sempurna dalam mesin kendaraan bermotor merupakan salah satu penyumbang terbesar polusi udara di kota. Polusi udara yang dikeluarkan bisa berupa karbon monoksida, nitrogen oksida, belerang oksida, partikel padatan seperti timbal. Senyawa-senyawa tersebut bisa dijumpai dalam bahan bakar kendaraan bermotor dan minyak pelumas mesin. Rancangan mesin pada kendaraan bermotor serta kualitas bensin ikut menentukan jumlah pencemaran yang akan ditimbulkan (Hasan, 2012).

  1. DAMPAK PENCEMARAN UDARA

Pencemaran udara di beberapa kota besar di Indonesia seperti Jakarta, Surabaya, Medan, dan lainnya semakin hari semakin memprihatinkan. Pencemaran udara yang berasal dari asap knalpot mobil dan motor, asap pabrik dan industry, pembakaran sampah, debu, dan lain-lain mengancam kesehatan warga kota.

Sewaktu-waktu warga kota bisa terkena infeksi saluran pernapasan, asma, maupun kanker paru akibat pencemaran udara kota.Semakin meningkatnya jumlah polusi udara akibat kendaraan bermotor yang menggunakan bahan bakar minyak menyebabkan udara yang kita hirup disekitar kita tercemar oleh gas-gas buangan hasil pembakaran. Otomatis di dalam diri kita sudah tercemar gas-gas yang berbahaya secara tidak kita sadari.

Dalam beberapa tahun kedepan jumlah penderita saluran pernapasan, asma dan penderita penyakit paru diprediksi akan meningkat dengan signifikan. Apalagi bila pencemaran udara tersebut tidak diatasi secara memadai. Saat ini saja, infeksi saluran pernapasan akut menduduki peringkat pertama dalam pola penyakit di beberapa daerah di Indonesia.

Menurut World Bank, dalam kurun waktu sepuluh tahun terakhir terdapat pertumbuhan jumlah kendaraan bermotor di Indonesia sebesar hampir berlipat-lipat jumlahnya. Dan tidak kita pungkiri lagi, kita pun juga menggunakannya.

Sebab itulah, polusi udara juga berdampak pada pemanasan global atau bahasa kerennya Global Warming. Selain itu, pencemaran udara berhubungan erat dengan penurunan kualitas produk yaitu : produk pertanian, peternakan dan perikanan sehingga daya saing untuk keperluan ekspor di pasar internasional menjadi menurun.

Pencemaran udara juga mengakibatkan kualitas kesehatan penduduk yang tinggal di daerah lingkungan yang tercemar akan menjadi buruk dan berdampak pada menurunnya daya kreativitas penduduk.

Dan berikut ini dampak yang ditmbulkan karena pencemaran udara :

  1. Bagi kesahatan masyarakat.

Pencemaran yang terdapat di udara dapat masuk ke dalam tubuh melalui sistem pernapasan. Zat-zat yang masuk ke dalam tubuh kita dapa menimbulkan penyakit, seperti gangguan pernapasan. Partikulat berukuran besar dapat tertahan di saluran pernapasan bagian atas, sedangkan partikulat berukuran kecil dan gas dapat mencapai paru-paru.

Dari paru-paru, zat pencemar diserap oleh sistem peredaran darah dan menyebar ke seluruh tubuh. Dampak kesehatan yang paling umum dijumpai adalah ISPA (infeksi saluran pernapasan akut), termasuk di antaranya, asma, bronkitis, dan gangguan pernapasan lainnya.

Beberapa zat pencemar dikategorikan sebagai toksik dan karsinogenik memperkirakan dampak pencemaran udara di Jakarta yang berkaitan dengan kematian prematur, perawatan rumah sakit, berkurangnya hari kerja efektif, dan ISPA pada tahun 1998 senilai dengan 1,8 trilyun rupiah dan akan meningkat menjadi 4,3 trilyun rupiah di tahun 2015.

Dan dampak bagi kesehatan lainnya adalah : pencemaran udara mengganggu perkembangan janin, pencemaran udara perberat gangguan pembuluh darah dan diabetes, polusi udara sebabkan mandul, hingga kanker paru, dan polusi udara bikin IQ anak rendah.

  1. Dampak terhadap tanaman dan hewan

Tanaman yang tumbuh di daerah dengan tingkat pencemaran udara tinggi dapat terganggu pertumbuhannya dan rawan penyakit, antara lain klorosis, nekrosis, dan bintik hitam. Partikulat yang terdeposisi di permukaan tanaman dapat menghambat proses fotosintesis.

Dampak negatif zat-zat pence-mar udara terhadap fauna (hewan) tidak berbeda jauh dengan dampak-dampak lain seperti terhadap manusia dan tumbuhan. Dampak terhadap hewan dapat terjadi secara langsung dan tidak langsung, secara langsung terjadi bila ada interaksi melalui sistem pernafasan sebagaimana terjadi pada manusia.

Dampak tidak langsung terjadi melalui suatu perantara, baik tumbuhan atau perairan yang berfungsi sebagai bahan makanan hewan. Terjadinya emisi zat- zat pencemar ke atmosfer (udara) seperti partikulat, NOx, SO2, HF dan lain-lain yang kemudian berinteraksi dengan tumbuhan dan perairan baik melalui proses pengendapan atau pun penempelan, akan berpengaruh langsung terhadap vegetasi dan biota perairan hingga dapat menjalar pada hewan- hewan melalui rantai makanan yang telah terkontaminasi zat pencemar tersebut. Pengaruh Oksida Nitrogen (NOx) pada dosis tinggi terhadap hewan berupa terjadinya gejala paralisis sistem syaraf dan konvulusi.

  1. Hujan asam.

pH biasa air hujan adalah 5,6 karena adanya CO2 di atmosfer. Pencemar udara seperti SO2 dan NO2 bereaksi dengan air hujan membentuk asam dan menurunkan pH air hujan. Dampak dari hujan asam ini antara lain : Mempengaruhi kualitas air permukaan, Merusak tanaman, Melarutkan logam-logam berat yang terdapat dalam tanah sehingga mempengaruhi kualitas air tanah dan air permukaan dan Bersifat korosif sehingga merusak material dan bangunan.

  1. Dampak Pencemaran oleh Belerang Oksida

Sebagian besar pencemaran udara oleh belerang oksida berasal dari pembakaran bahan bakar fosil, terutama batubara serta berasal dari alat-alat transportasi yang menggunakan bahan bakar fosil. Apabila kadar belerang oksida SO3 tinggi diudara akan menyebabkan timbulnya hujan asam yang dapat merusak tanaman.

Di mana kerusakan hutan berawal dengan terjadinya pengikisan lapisan tanah yang subur. Hal ini menyebabkan menurunnya daya dukung alam bagi manusia. Sehingga menimbulkan kerusakan tanah yang permanen belum lagi penebangan liar yang seringkali terjadi, maka timbullah tanah longsor yang membahayakan bagi penduduk yang bermukim di wilayah tersebut.

Bukan itu saja, dalam jumlah besar diudara gas SOx dapat menyebabkan kanker, karena seharusnya walaupun jumlah gas tersebut relatif kecil, sebaiknya tidak terdapat diudara.

  1. Dampak Pencemaran Udara dari Segi Ekonomi Masyarakat

Jelas saja, masyarakat yang terkena penyakit akibat polusi udara bisa mengurangi kondisi perekonomian mereka karena harus membayar biaya berobatnya, apalagi golongan masyarakat kelas rendah.

Dari sisi ekonomi pembiayaan kesehatan akibat polusi udara di Jakarta diperkirakan mencapai hampir 220 juta dolar pada tahun 1999. Perawatan di rumah sakit, kunjungan ke Unit Gawat Darurat atau kunjungan rutin dokter, akibat penyakit yang terkait dengan respirasi (pernapasan) dan kardiovaskular.

Akibatnya masyarakat harus membayar perawatan di rumah sakit, kunjungan ke Unit Gawat Darurat atau kunjungan rutin dokter, akibat penyakit yang terkait dengan respirasi (pernapasan) dan kardiovaskular . Dampak pencemaran udara terhadap kesehatan dan kesejahteraan manusia serta ekosistem telah menimbulkan kerugian ekonomi yang sangat besar.

TEMPO Interaktif, Jakarta menyatakan bahwa Pencemaran udara di Jakarta selain merusak lingkungan dan kesehatan, juga merugikan secara ekonomi. Hasil kajian Bank Dunia menemukan dampak ekonomi akibat pencemaran udara di Jakarta sebesar Rp 1,8 triliun.

Jumlah itu, menurut Asisten Deputi Urusan Pengendalian Pencemaran Emisi Sumber Bergerak Kementerian Lingkungan Hidup, Ridwan D. Tamin, akan membengkak menjadi Rp 4,3 triliun pada 2015. Penduduk Jakarta, kata dia, hanya menikmati udara sehat selama 25 hari, sedangkan sisanya berada dalam kategori tidak sehat.

“Penyumbang terbesar pencemaran tersebut adalah kendaraan bermotor,” katanya saat membuka dialog “Biodiesel: Peluang dan Tantangan”, di Hotel Mandarin Oriental, Kamis (6/10).. Kerusakan lingkungan semakin parah dan hampir merata di seluruh Indonesia mulai dari asap kendaraan dan pabrik, permasalahan sampah di kota-kota besar, pembakaran dan penebangan hutan secara liar pembuangan limbah dan berbagai kerusakan lainnya.

Keadaan tersebut bertambah parah mengingat beberapa perangkat dan permasalahan pendukung yang juga masih belum dapat kita selesaikan antara perundangan-undangan dan penegakannya, rendahnya kesadaran dan budaya masyarakat, perhatian yang tidak proporsional dari pemerintah dan lainnya.

  1. PENCEGAHAN TERJADINYA PENCEMARAN UDARA

Pencemaran udara dapat disebabkan oleh dua hal, yaitu faktor alam dan perilaku manusia. Faktor alam yang dapat menyebabkan pencemaran udara antara lain gunung meletus yang dapat menyemburkan debu dan gas sejauh berkilo-kilo meter serta kebakaran hutan akibat dari kemarau yang berkepanjangan.

Faktor yang kedua adalah perbuatan manusia yang secara langsung juga dapat meningkatkan pencemaran seperti peningkatan pertumbuhan penduduk dan laju urbanisasi yang mendorong pertumbuhan kendaraan bermotor. Pendapat ahli menambahkan bahwa pencemaran udara akan terus meningkat karena bertambahnya populasi manusia dan meningkatnya permintaan bahan bakar.

Faktor lain yang dapat menyebabkan meningkatnya pencemaran udara adalah penurunan ruang terbuka untuk penghijauan, perubahan gaya hidup yang mendorong pertumbuhan konsumsi energi, ketergantungan kepada minyak bumi sebagai sumber energi, kurangnya kesadaran masyarakat mengenai pencemaran udara dan pengendaliannya serta kebakaran hutan dalam skala besar, yang secara langsung menyebabkan degradasi hutan dan dapat memberikan efek pada ekosistem, keanekaragaman hayati, peningkatan emisi karbon, dan kesehatan manusia.

Kita dapat melakukan pencegahan pencemaran udara antara lain sbb :

  • Sumber Bergerak
  1. a) Merawat mesin kendaraan bermotor agar tetap berfungsi baik
  2. b) Melakukan pengujian emisi dan KIR kendaraan secara berkala
  3. c) Memasang filter pada knalpot.
  4. d) menggunakan bahan bakar bebas timbal
  • Sumber Tidak Bergerak
  1. a) Memasang scruber pada cerobong asap.
  2. b) Merawat mesin industri agar tetap baik dan lakukan pengujian secara berkala.
  3. c) Menggunakan bahan bakar minyak atau batu bara dengan kadar Sulfur, CO rendah.
  4. d) Memodifikasi pada proses pembakaran.
  5. e) Pembersihan ruangan dengan sistem basah.
  6. f) menggunakan energy terbarukan
  • Manusia
  1. a) Menggunakan alat pelindung diri (APD), seperti masker.
  2. b) Mengurangi aktifitas diluar rumah.
  3. c) Menutup / menghindari tempat-tempat yang diduga mengandung CO seperti Gorong-gorong , tangki tertutup dll.
  1. SOLUSI PENCEMARAN UDARA DI PERKOTAAN

            Solusi pencemaran udara tidak bisa dilakukan secara parsial, melainkan harus dilakukan secara bersama dan menyeluruh. Solusi untuk mengatasi pencemaran udara di perkotaan terutama ditujukan pada perbaikan sektor angkutan massal, ditambah sektor-sektor lain. Indonesia perlu belajar dari kota-kota besar lain di dunia, yang telah berhasil menurunkan tingkat pencemaran udara kota berikut dampak buruk pencemaran udara tersebut.

Beberapa kemungkinan bagi solusi pencemaran udara di perkotaan diantaranya adalah :

  • Memprioritaskan Transportasi Angkutan Massal yang aman dan nyaman seperti bus dan kereta api. Sehingga, warga kota lebih memilih menggunakan angkutan umum dari pada mobil pribadi
  • Membatasi usia kendaraan yang beredar, terutama angkutan umum. Sudah bukan rahasia lagi kalau angkutan umum banyak menggunakan kendaraan tua dan tidak terawat. Semakin tua kendaraan akan semakin besar kemungkinan dampak buruk dari gas buangnya.
  • Pembenahan manajemen transportasi kota terutama kemacetan. Sebab, kemacetan lalu lintas sangat berpotensi memperburuk pencemaran udara.
  • Pemeriksaan uji emisi secara optimal dan berkala pada semua kendaraan umum maupun pribadi.
  • Menambah taman kota dan ruang terbuka hijau, serta penanaman pohon di pinggir jalan.
  • Mengendalikan mobilitas yang tidak penting
  • Membuka peluang bisnis tanpa mobilitas
  • Memperbanyak Car free day / Jakarta bebas kendaraan bermotor
  • Menggunakan kendaraan tanpa emisi
  1. Melakukan jalan kaki apabila jarak tempuh kurang dari 10.000 langkah atau

3 km

  1. Pengaturan kembali tata ruang kota dengan memelihara hutan kota sehingga

kota jakarta menjadi green

  1. Menyemprot halaman dengan air bila berdebu
  2. Patuhi 30 % ruang terbuka bila membangun
  3. Bangunan yang sulit mendapatkan air dibuatlah lubang biopori
  4. Lakukan 3R (Reuse, Reduce, Recycle ) untuk sampah Rumah Tangga
  5. Pengelolaan limbah industri yang berwawasan lingkungan

“Solusi ini adalah keniscayaan yang harus dilakukan oleh kita semua, jika kita dan anak cucu kita ingin hidup dan harapan hidup yang cukup tinggi”

Penulis, Tinggal di Jakarta dan Mahasiswa S3 Prodi Manajemen Lingkungan Pascasarjana UNJ angkatan 2015/2016.

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Berita Terkait