PDIP Sebut Trik Ditjen Pajak Sembunyikan Harta Sudah Banyak Dilakukan

JAKARTA – Pola mantan pejabat Ditjen Pajak Rafael Alun Trisambodo (RAT) menyembunyikan uang sudah banyak dilakukan oleh sejumlah pihak di jajaran pemerintahan. Hal itu disampaikan oleh Anggota Komisi XI DPR RI dari F-PDIP Hendrawan Supratikno.
Hendrawan menduga, trik menyembunyikan harta kekayaan yang diduga dilakukan banyak dilakukan bukan rahasia umum lagi. Alasan itu pula, Hendrawan berhadap adanya penegakan hukum dalam kasus ini.
“Kami berharap proses penegakan disiplin kepegawaian dan proses penegakan hukum, dilakukan secara profesional dan proporsional. Trik-trik yang dilakukan oknum seperti RAT diduga merupakan praktik yang banyak terjadi,” kata Hendrawan pada wartawan, Ahad (12/3/2023) kemarin.
Hendrawan kemudian berbicara mengenai semakin tinggi jabatan publik seseorang, semakin canggih pula oknum tersebut melakukan dugaan penyelewengan.
“Semakin tinggi posisi dalam birokrasi, semakin canggih cara-cara yang digunakan. Yang perlu dipetakan adalah modus-modus seperti apa saja yang dilakukan, kemudian didesain sistem pencegahan yang efektif,” tutur dia.
Baca juga:
Pagi Tak Biasa bagi Rafael Alun Sebab Deposit Box Isi Puluhan Miliar Ketahuan
Mengenai transaksi janggal Rafeal Alun yang diungkap oleh Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan (PPAT), kata Hendrawan, harus segera diklarifikasi.
“Transaksi-transaksi yang janggal harus mendapat klarifikasi yang cukup. Ini momentum tepat jelang ulang tahun ke-25 reformasi,” tutur dia.
Hendrawan kemudian menyinggung soal apatisme publik terhadap aparatur pemerintah. Hal itu, kata dia, diungkapkan dengan berbagai plesetan dan satire.
“Selama ini banyak plesetan yang menunjukkan apatisme publik terhadap aparatur pemerintah. PAJAK dieja sebagai ‘Paling Aman Jika Anda Kompromi’, AUDIT disindir sebagai ‘Aman Untuk Diterima’, dan seterusnya. Anomali etika kehidupan berbangsa harus terus kita gelorakan dan koreksi. Jangan surut karena kesulitan atau pujian,” ujarnya.
“Kasus RAT adalah sebuah ‘inflection point’, titik balik kembalinya kesadaran etis, karena menjadi pintu masuk reformasi birokrasi sesungguhnya,” sambungnya.
