PKB Bela Anies: Coba Tunjukan di Mana Bolitik Identitas Pak Anies?

 PKB Bela Anies: Coba Tunjukan di Mana Bolitik Identitas Pak Anies?

JAKARTA – Di sejumlah media sosial (Medsos) ‘julukan’ sebagai Bapak Politik Identitas kerap disematkan pada sosok mantan Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan. Anggapan itu dibantah langsung oleh Wakil Ketua Umum PKB DR. H. Jazilul Fawaid, SQ, MA.

Bahkan dengan tegas Jazilul atau akrab disapa Gus Jazil menyampaikan, Anies sama sekali tak pernah dan memiliki rekam jejak memainkan politik identitas seperti fitnah selama ini.

Gus Jazil membantah sangsi tuduhan dialamatkan ke Anies saat memenangi Pilkada 2017 lalu dengan menggunakan politik identitas. Bagi Gus Jazil, narasi politik identitas yang ditujukan ke Anies itu sebagai bentuk fitnah untuk menjelekkan mantan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan itu.

“Coba tunjukan di mana politik identitas Pak Anies? Dan coba tunjukan, di mana mereka sebut-sebut itu terkait rekam jejak politik identitasnya Pak Anies? Saya perlu sampaikan ini supaya tidak salah paham di antara kita dalam bernegara,” ujar Gus Jazil seperti keterangan tertulisnya di terima Bela Rakyat, Kamis (24/11/2022).

Tak hanya itu, Gus Jazil ini menerangkan, selama Anies menjabat Gubernur selama lima tahun tak pernah kedapatan melakukan politik identitas seperti yang difitnahkan itu. Ia meminta kepada seluruh pihak menghentikan fitnah keji pada Anies soal politik identitas tersebut.

“Coba kita lihat sama-sama, atau adakah jejak digital yang ada saat Anies menjabat Gubernur. Terus, saat Anies menjadi aktivis apa Pak Anies menggunakan politik identitas itu? Kan tidak ada kan ya? Nggak ada. Menurut saya, itu semua itu permainan orang yang ingin melakukan pembusukan pada Pak Anies,” terang Gus Jazil.

Terkait banyak isu-isu politik identitas, Gus Jazil menjelaskan bahwa ajaran agama Islam sering kali menjadi korban narasi membahayakan yang dimanfaatkan oleh tertentu jelang pemilu. Menurutnya, jauh lebih berbahaya adalah politisasi hukum dan kapitalis dari politik identitas tersebut.

“Selalu agama (Islam) ini menjadi korban yang dianggap melakukan politisasi agama yang sangat berbahaya. Padahal, jauh lebih berbahaya menurut saya dan kita perlu waspadai yakni politisasi hukum dan politisasi kapital,” terang Gus Jazil.

Politisi 5 Desember 2022 mendatang genap usia 51 tahun ini menyebutkan, ajaran Islam menyampaikan kedamaian, tidak seperti yang difitnahkan selama ini. Untuk itu, Gus Jazil sangat menolak jika ajaran agama tertentu dijadikan secara natural mengajarkan kekerasan dengan hanya memanfaatkan kepentingan politik jelang pemilu semata.

“Ada kelompok melakukan politisasi kapital, dan ada segelintir elit kekuasaan yang biasanya pemilik modal yang mengatur (sistem politik yang ada). Ini perlu juga kita waspadai terjadi di republik ini,” pungkas Gus Jazil.

Editor: Habib Harsono

Berita Terkait