Ulama Betawi KH Saifuddin Amsir Tutup Usia, Jakarta Berduka…

 Ulama Betawi KH Saifuddin Amsir Tutup Usia, Jakarta Berduka…

Prof DR Dailami Firdaus turut berduka atas meninggalnya Ulama Betawi KH Saifuddin Amsir yang Tutup Usia

JAKARTA – Innalillahi wa inna ilaihi roojiun. Warga DKI Jakarta Turut berduka cita atas berpulangnya Ulama Kharismatik dari betawi, Buya KH.Saifuddin Amsir, pagi ini pukul 01.20 WIB di RS Omni Pulomas, Jakarta Timur.

“Semoga amal ibadahnya diterima Allah SWT,” demikian ucapan Anggota DPD RI asal Jakarta Prof Dr H Dailami Firdaus, Jakarta, Kamis (19/7/2018).

“KH Saifuddin Amsir adalah seorang Ulama yang sangat berpendirian teguh. Beliau adalah Orang Tua dan Guru yang selalu memberi arahan dan motivasi bagi saya,” sambung Dailami.

“Beliau adalah murid yang paling disayang kakek saya almarhum Bapak KH Abdullah Syafiie, Pendiri Pesantren As-Syafiiyah, beliau sangat cerdas dan pandai bergaul,” kenang Bang Dailami, begitu biasa disapa.

Ulama Betawi KH Saifuddin Amsir Tutup Usia, Jakarta Berduka…

“Saya pribadi dan seluruh keluarga besar As-Syafi’iyah, juga termasuk Keluarga Besar Universitas Islam As-Syafiiyah , dan Badan Kontak Majelis Taklim ( BKMT ) mengucapkan Duka Cita yang sedalam dalamnya dan sangat kehilangan Figur beliau, kami keluarga besar almarhumah Hj Tutty Alawiyah sudah menganggap sebagaimana Keluarga Sendiri. kita sangat kehilangan!”

“Semoga Allah berikan derajat yang tinggi di sisi Allah dengan penuh Rahmat dan sayangNya dan keluarga diberi ketabahan dan kita dapat melanjutkan perjuangan beliau. Tutup Bang Dailami Firdaus.”

Seperti diwartakan, Saifuddin Amsir dinyatakan meninggal pada Kamis (19/7/2017), pukul 01.20 WIB, karena sakit komplikasi yang dideritanya.

Dan, sebelum dinyatakan meninggal, pria kelahiran 31 Januari 1955 ini juga seorang Mustasyar PBNU masa khidmah 2015-2020. Pada periode sebelumnya, almarhum selalu tercatat di Syuriyah PBNU.

Semasa hidup, almarhum memiliki karya untuk umat Islam Indonesia. Banyak karya yang telah diraciknya dari literatur klasik sangKH Saifuddin Amsir.

Di antara karyanya 1) Tafsir Jawāhir al-Qur’ān (empat jilid), 2) Majmū’ al-Furū’ wa al-Masāil (tiga jilid), dan 3) al-Qur’ān, I’jazan wa Khawāshan, wa Falsafatan. Karya yang disebut terakhir ini merupakan magnum opus/masterpiece (karya besar).

Seperti dikutip dari web site NU, dalam menyusun karyanya, Rais Syuriah PBNU ini memilih karya-karya Imam al-Ghazali sebagai rujukan yang sangat representatif dalam membahas tema-tema terkait dengan I’jāz (Kemukjizatan), Khawā(Kekhususan), dan Falsafat (Filosofi) al-Qur’an. (HMS)

 

 

Berita Terkait