Untuk Tingkatkan Hasil Pertanian, Sulaeman L Hamzah Berharap Petani Gunakan Metode Biosaka

 Untuk Tingkatkan Hasil Pertanian, Sulaeman L Hamzah Berharap Petani Gunakan Metode Biosaka

JAKARTA – Anggota Komisi IV DPR RI Sulaeman L Hamzah menyampaikan pihaknya di Komisi IV menilai salah satu cara efektif untuk mengatasi kekeringan tersebut adalah dengan cara penerapan metode Biosaka di seluruh pertanian di Indonesia. Menurut Sulaeman, metode itu terbukti menguntungkan petani.

Sebagai informasi, metode biosaka adalah suatu metode pertanian yang sangat ramah terhadap lingkungan yang bisa dimanfaatkan untuk nutrisi alami bagi tanaman hingga dikembangkan sebagai demplot uji bahan alami. Metode Biosaka pertama kali digagas Muhammad Ansar dari Kabupaten Blitar, Jawa Timur.

“Karena dengan metode biosaka, tanaman padi kita dapat tumbuh subur, tahan terhadap hama, dan mempercepat masa panen. Bahkan, para petani setempat dapat meramu sendiri semacam pupuk organik yang diberi nama Biosaka itu,” kata Sulaeman seperti disampaikan pada wartawan usai melakukan kunjungan beberapa waktu lalu ke Desa Tlingsing, Kecamatan Cawas, Kabupaten Klaten, Jawa Tengah.

Sulaeman menjelaskan, tim Komisi IV DPR RI melakukan Kunjungan Kerja Spesifik ke sejumlah daerah seperti ke Klaten itu agar sektor pertanian yang terdampak kekeringan akibat El Nino bisa ditemukan solusinya untuk petani setempat.

“Untuk itu, kita minta kepada seluruh pihak terkait memberi dukungan terhadap inovasi pertanian organik berupa Biosaka yang terbukti menyuburkan tanaman. Kita mendengar dari petani di Klaten yang menggunakan metode Biosaka ternyata hasilnya lebih maksimal, tahan terhadap hama dan panen lebih cepat, ini harus menjadi perhatian,” papar Sulaeman.

Sulaeman menjelaskan, Biosaka sangat mudah dan murah diproduksi. Biosaka dibuat dari bahan-bahan organik, seperti daun dan rerumputan yang diambil dari lahan yang akan di tamami dan dicampur air, kemudian diperas. Cairan hasil perasan inilah yang bisa diaplikasikan untuk tanaman perkebunan. Para petani di Klaten sudah mengaplikasikan Biosaka pada tanaman padinya dengan hasil maksimal.

“Hal ini menjadi perhatian kami dan harus dibicarakan dengan pemerintah agar ada regulasi dan supporting systemuntuk mendukung masyarakat dalam memanfaatkan Biosaka,” ujar Anggota DPR dapil Papua ini.

Baginya, perlu peran kementerian terkait untuk pengembangan Biosaka penting dilakukan. Sebab, elisitor tersebut, terbukti mampu melindungi tanaman dari serangan hama dan penyakit, bahkan mampu menekan penggunaan pupuk mencapai 50-90 persen. Sehingga, hal ini bermanfaat untuk pertanian yang menghadapi kekeringan dampak dari El Nino.

Lebih lanjut, Politisi Fraksi Partai Nasdem dari Dapil Papua ini mengatakan, Biosaka sendiri sebetulnya bukan pupuk atau pestisida, tapi elisitor yang mengurangi penggunaan pupuk kimia dan pestisida hingga 50 sampai 90 persen. Biosaka juga terbukti meminimalisir serangan hama dan menjadikan lahan lebih subur. Tanaman padi di Klaten juga tak terpengaruh dengan iklim cuaca.

“Biosaka bukan produk pabrikan yang diproduksi secara massal. Tapi, masih diproduksi secara terbatas dan mandiri oleh para petani, c sini kementerian terkait harus segera melakukan riset agar dapat ditindaklanjuti ,” ungkapnya.

Dikutip dari laman kementan.go.id, Biosaka adalah bahan dari larutan tumbuhan atau rerumputan yang diketahui mampu melindungi tanaman dari serangan hama dan penyakit dan mampu menekan penggunaan pupuk mencapai 50-90 persen. Biosaka terdiri dari suku kata Bio dan Saka. Bio singkatan dari Biologi, dan Saka artinya dari. Jadi, Biosaka artinya adalah dari Alam Kembali ke Alam. Inovasi ini dikembangkan petani dari bahan baru-terbarukan yang tersedia melimpah di alam.

 

Berita Terkait