Wacana Amandemen, Idris Laena: Ayo Belajar dari Krisis Politik di Guinea

 Wacana Amandemen, Idris Laena: Ayo Belajar dari Krisis Politik di Guinea

JAKARTA – Ketua Fraksi Partai Golkar MPR RI Idris Laena memiliki pandangan sama dengan pandangan Wakil Ketua MPR RI Ahmad Basarah. Di mana menurut Idris amandemen UUD NRI 1945 diperlukan dalam sebuah negara jika prasyarat suasana kebangsaan berjalan kondusif.

Menurut Idris wacana amandemen UUD NRI 1945 yang terbatas tak hanya terjadi di periode kali ini saja, pernah terjadi di tahun 2014 lalu. Kala itu, wacana itu pun menuai pro dan kontra di tengah masyarakat dan membuat situasinya kurang nyaman. Itu lebih sama persis dengan apa yang terjadi saat ini.

Bagi Idris, tantangan yang dihadapi wacana itu adalah menyatukan perbedaan pandangan di tengah masyarakat, baik dari partai politik, lembaga negara, kelompok masyarakat itu sendiri dan mahasiswa.

Idris juga menilai sikap Sekjen PDIP Hasto Kristiyanto sudah tepat. Karena perpanjangan masa jabatan Presiden tak sesuai amanat konstitusi.

“Jika PDIP saja tidak sependapat dengan wacana amandemen, terus bagaimana kita bisa meyakinkan partai lain dan masyarakat bahwa amandemen itu diperlukan,” ujarnya.

Idris menyampailan khawatirannya, jika perbedaan pamdamgan ini tidak direda atau tidak terkendali. Maka bisa menimbulkan gejolak di tengah masyarakat kelak.

“Tidak ada yang bisa menjamin bahwa amandemen itu akan berhasil dengan mulus, karena memang kita tidak mengenal istilah amandemen terbatas,” tegas Idris.

Ia meminta tidak memaksa amandemen terbatas UUD 1945. Idris mencontohkan, krisis politik yang terjadi di Guinea yang pangkal masalahnya adalah ambisi Presiden Alpha Conde mengamandemen konsitusi yang bertujuan melanggengkan kekuasaannya hingga tiga periode bisa menjadi pelajaran.

Mantan Ketua Tim Kampanye Daerah Jokowi-Maruf Amin ini berharap, wacana ini tidak mencoreng reputasi Presiden Jokowi akibat ulah dari segelintir orang yang punya ambisi pribadi dengan mengorbankan nama baik Presiden Jokowi.

“Kita tahu bahwa Presiden Jokowi begitu hebat, berawal dari Walikota menjadi Gubernur dan akhirnya terpilih menjadi Presiden dua Priode, lalu hancur hanya karena bisikan dan ambisi segelintir orang (dari lingkaran istana),” ujarnya.

Politisi berdarah Bugis ini menilai kepemimpinan dua periode Presiden Jokowi jangan tercoreng. Mengingat kinerja Jokowi selama dua periode sudah baik dan bisa dirasakan langsung oleh rakyat Indonesia seperti pembangunan infrastruktur, penanganan COVID 19 yang sukses.

“Presiden Jokowi berhasil mengendalikan Covid-19 dibandingkan negara lain yang penduduknya tidak sebanyak Indonesia. Dan pemulihan ekonomi nasional dengan menugaskan Airlangga Hartarto untuk mengambil langkah-langkah strategis dan kini sudah mulai dirasakan oleh masyarakat,” jelasnya.

“Tak hanya itu, jokowi juga terbukti mampu membangun kepemimpinan yang kondusif dengan merangkul lawan politiknya Prabowo Subianto untuk membangun bangsa ini lebih baik lagi,” tutup Idris. (HMS)

Berita Terkait