Mengapa Utang Kita Menakutkan?

 Mengapa Utang Kita Menakutkan?

Utang Indonesia Melambung TINGGI. (foto: ilustrasi: net)

Oleh: Helmi Adam*

Utang pemerintah semakin mengkhawatirkan, karena komposisi utang memberatkan beban yang ditanggung negara.

Hal ini dikarenakan Bunga utang pemerintah itu lebih tinggi, akibat komposisi utang pemerintah lebih bersandar pada SBN.

Berdasarkan bahan paparannya, pada 2010 utang dalam bentuk SBN hanya 36,3% dan utang dalam bentuk pinjaman luar negeri 63,7%.

Sedangkan pada tahun 2017 utang dalam bentuk SBN meningkat menjadi 67,4% dan utang dalam bentuk pinjaman luar negeri 32,6 persen.

Hal ini mengakibatkan komposisi utang tersebut tidak sama sekali aman, seperti yang diungkapkan pemerintah. Padahal suku bunga yang dibayar pemerintah pada SBN jauh lebih tinggi dibandingkan dengan pinjaman luar negeri dari organisasi internasional atau negara manapun.

Bahkan bunga yang ditetapkan dalam SBN selalu meningkat dalam 3 tahun terakhir ini :

2015 (8,6%)
2016 (9,8%)
2017 (10,9%).

Bayangkan bunga utang yg sedemikian besar, tentu akan menbebani APBN.

Selain itu jangka waktu yang ditentukan dalam SBN jauh lebih pendek dibandingkan dengan jangka waktu yang ditentukan dalam pinjaman luar negeri.

Ditambah lagi persayaratan dalam Pinjaman Luar Negri jauh lebih rigid dibandingkan dengan SBN. Artinya, proyek yang akan dibiayai oleh utang tersebut akan terjamin keberhasilannya, karena melalui proses audit yang lebih detail.

Sedangkan SBN itu bebas merdeka mau menggunakannya untuk segala hal, dan mudah di salahgunakan kalau pinjem istilah Fajroel Rahman “Bisa digunakan secara Ugal Ugalan”.

SBN Indonesia yang sangat mudah didapatkan, karena bunganya yg tinggi hal ini berimbas pada perencanaan penggunaan utang yang kurang matang dan penurunan transparansi.

yang terkhir SBN dapat menimbulkan dampak crowding out. Maksudnya, pemerintah meminjam dana dari negara lain untuk membiayai pengeluaran pemerintah biasanya melalui kebijakan fiskal ekspansif.

Sementara itu, jika menggunakan Pinjaman Luar Negri utang hanya akan diarahkan pada proyek yang memiliki multiplier effect yang tinggi.

Akibat yang terakhir paling membayakan adalah kecenderungan crowding out dilihat dari yield yang ditawarkan pemerintah dalam SBN-nya lebih tinggi dibandingkan dengan SBN negara yang memiliki rating yang sama. Pertumbuhan ekonomi yang stagnan, dan sulitnya pemerintah memungut pajak. Yang menyebabkan Tax Ratio kita turun terus 2017 di bawah 10 persen..

Itulah mengapa Fadli Zon mengingatkan pemerintah agar hati hati dalam mengelola utang. Karena banyak contoh negara gagal, jangan sampai Indonesia jadi negara gagal.

*Penulis adalah kandidat Doktor Ilmu Ekonomi Universitas Borobudur

Facebook Comments Box