DPR RI Dorong Perusahaan Beri Waktu untuk Ayah: Parenting Bukan Hanya Tugas Ibu

 DPR RI Dorong Perusahaan Beri Waktu untuk Ayah: Parenting Bukan Hanya Tugas Ibu

JAKARTA – Menanggapi pernyataan BKKBN mengenai tingginya angka fatherless, kurangnya peran ayah dalam keluarga, di Indonesia, Anggota Komisi IX DPR RI dari Fraksi PKS Netty Prasetiyani Aher mendorong langkah konkret lintas sektor dalam memperkuat peran ayah dalam pengasuhan anak.

“Isu fatherless selama ini seperti gunung es. Anak-anak kehilangan figur ayah bukan karena wafat atau cerai, tapi karena ayahnya terlalu sibuk bekerja, jauh dari kehidupan anak, atau menyerahkan semua urusan pengasuhan kepada ibu dan gawai,” ujar Netty dalam keterangannya di Jakarta, Selasa (15/7).

Menurut Netty, keterlibatan ayah sangat krusial dalam pembentukan karakter, kepercayaan diri, dan kesehatan mental anak. Ia menyebut berbagai penelitian menunjukkan anak-anak yang dibesarkan dengan kehadiran ayah yang aktif tidak mudah terjerumus pada perilaku menyimpang.

“Jika kita ingin Indonesia Emas 2045 terwujud, maka kita harus pastikan anak-anak hari ini tidak tumbuh dengan luka batin dan kehilangan sosok ayah di rumahnya,” tegasnya.

Sebagai bagian dari Komisi IX yang membidangi isu kependudukan dan keluarga, Netty menyampaikan, “Pemerintah seharusnya menerapkan kebijakan cuti ayah yang lebih fleksibel dan berpihak, agar ayah dapat terlibat dalam pengasuhan anak sejak awal,” katanya.

Lebih lanjut Netty juga meminta agar kampanye nasional peran ayah digencarkan, bukan hanya saat hari keluarga nasional atau hari pertama sekolah.

“Perusahaan dan instansi harus memberi keluasan waktu bagi para ayah di momen penting keluarga. Pengasuhan anak dalam keluarga adalah kerja tim. Negara harus hadir memastikan ayah dan ibu mendapat ruang yang adil dalam berkontribusi membesarkan generasi yang sehat jiwa dan raganya,” tambah Netty.

Ia juga menekankan pentingnya memperkuat ketahanan keluarga di tengah arus digitalisasi dan tuntutan ekonomi yang semakin kompleks.

“Kita tidak hanya bicara tentang fatherless, tapi tentang keluarga yang kelelahan dan kehilangan makna saat membangun hubungan antar individu di dalamnya,” katanya.

Oleh sebab itu, lanjut Netty, “Ketahanan keluarga harus terus dikokohkan, terlebih di tengah tantangan arus digitakisasi dan tuntutan ekonomi yang semakin komplek ,” tambahnya.

 

Facebook Comments Box