DPR Ajak Pemerintah dan Rakyat Kembangkan Potensi Laut untuk Kesejahteraan…

 DPR Ajak Pemerintah dan Rakyat Kembangkan Potensi Laut untuk Kesejahteraan…

Wakil Ketua Komisi VII DPR RI dari Fraksi Partai Golkar Satya Widya Yudha dalam Focus Group Discussion (FGD) IKA ITS di Jakarta, (3/3/2018) lalu.

JAKARTA – Anggota Komisi X DPR yang membidangi persoalan pendidikan, pariwisata, budaya dan kepemudaan Ridwan Hisjam mengungkapkan, saat ini potensi ekonomi maritim Indonesia mencapai US$ 1,33 triliun per tahunnya.

Menurut Ridwan yang juga Ketua Umum IKA ITS ini, pemasukan terbesar bangsa Indonesia dari sektor laut masih di topang dari sektor pertambangan dan energi. Baru kemudian akuakultur disusul di sektor perikanan.

“Pendapatan negara yang dihasilkan dari sektor maritim bisa lebih besar dari hasil yang sudah diperoleh. Jika potensi wilayah laut Indonesia dikembangkan lebih baik, termasuk di sektor wisata laut,” kata Ridwan seperti disampaikan pada wartawan, Selasa (6/3/2018).

Ridwan menjelaskan, hingga kini masih banyak wilayah laut Indonesia dari pulau-pulau kecil terluar yang belum dikelola dengan baik. Padahal, jika dikembangkan bisa dijadikan modal untuk meningkatkan devisa negara.

“Pendapatan negara paling besar masih didapat dari sektor energi. Kita ingin di tahun di 2019 pariwisata Indonesia bisa menjadi penyumbang devisa terbesar bagi bangsa kita,” harap Politisi Golkar ini.

“Potensi laut kita sebenarnya masih sangat besar untuk dikembangkan. Belum lagi dari wisata bahari. Di tahun 2019, saya yakin potensi itu bisa mengalami kenaikan sebagai penyumbang devisa,” paparnya.

Ridwan menyebutkan, DPR dan Pemerintah bisa mengajak alumni yang tergabung di IKA ITS untuk mengembangkan potensi laut Indonesia. Tujuannya, Indonesia bisa menjadi negara poros maritim dunia.

“Untuk mewujudkan itu, kita butuh perjuangan dan terobosan dalam menjadikan laut sebagai penyumbang utama GDP Indonesia. Kalau saya lihat IKA ITS punya kemampuan mewujudkan itu semua,” ujar Ridwan.

Alasan itu, Ridwan menyayangkan Indonesia kalah bersaing dengan negara sahabat mengembangkan potensi itu seperti Jepang, Korea Selatan dan juga Vietnam. Padahal, negara-negara ini memiliki luas laut jauh lebih sedikit dari Indonesia.

“Kontribusi kita pada sektor kelautan masih di angka 48 persen sampai 57 persen terhadap PDB. Semoga dengan rekomendasi IKA ITS bisa memberi solusi, agar cita-cita bangsa menjadikan Indonesia poros maritim dunia bisa segera tercapai,” pungkas Ridwan. (Suryadi)

Facebook Comments Box