Haul Bung Karno, PDIP: Hidupkan Gagasan Keislamannya untuk Keutuhan NKRI

JAKARTA – Anggota Komisi IX DPR RI Fraksi PDI Perjuangan, Nurmansyah E. Tanjung menyampaikan Juni merupakan bulan Bung Karno.
Bagi Nurmansyah, di hari wafatnya Bung Karno ini, penting untuk menjiwai kembali gagasan putra sang fajar ini, terutama tentang Islam.
“Kita perlu meniru semangatnya yang berkobar-kobar. Kita perlu merenungi berbagai gagasannya tentang Islam yang masih relevan hingga kini, perhatiannya terhadap Islam begitu bergairah,” ungkap Nurmansyah.
Menurut mantan Sekretaris Jenderal KAHMI ini, keislaman Presiden pertama Indonesia yang akrab disapa Bung Karno ini mengedepankan esensi dan substansi Islam ketimbang simbol-simbol Islam yang kaku, ini harus kita jadikan benteng pertahanan dalam menyaring dogma yang sengaja dipoles untuk mengusik persatuan dan keutuhan NKRI yang sejak dulu terbangun. Apalagi di Tahun politik 2018-2019 ini agama sangat rawan ditunggangi kepentingan.
“Baru-baru ini, Radikalisme yang mengatasnamakan Agama kembali mengusik perdamaian dan keutuhan kita. Banyak isu liar yang terus digoreng politisi di tahun pemilu ini, mulai dari mempertanyakan keislaman pemerintahan Jokowi, mengaitkannya dengan PKI, soal Tenaga Kerja Asing (TKA) yang semua itu tanpa data dan fakta yang falid,” ungkap Politisi PDI Perjuangan itu.
Oleh sebab itu, lanjut Nurmansyah, pada momentum Haul Bung Karno yang ke-48 ini perlu menggali kembali pemikiran sang proklamator ini dalam rangka memperkuat keislaman kita untuk kembali pada Islam kaffah (Rahmattan lilalamin), berjuang demi tegak dan keutuhan NKRI sebagaimana yang dilakukan para kiai dan ulama kita.
“Pancasila adalah aktualisasi keislaman Bung Karno. itu salah satu wujud bagaimana Bung Karno menerapkan visi etik Al-Quran dan sunah nabi, itu yang harus kita hidupkan pada era ini, terkhusus generasi milenial,” tegas Nurmansyah.
Nurmansyah menilai, pada sejarah perjuangan pendiri bangsa itu, tergambar bagaimana keberpihakannya atas Islam. Sebagai seorang muslim rasional ia inginkan agar nilai agama yang dianutnya hidup dalam tindakan dan semangat keindonesiaan kita.
“Ia (Bung Karno) menyalakan, apa yang ia sebut sebagai, api Islam. Lewat Pancasila Ia menghidupkan jiwa Islam sebagai ajaran universal sebagaimana visi etik Al-Quran dan sunah Nabi Muhammad,” tutup aktivis HMI ini. (HMS)