‘Kekalahan PM Najib Razak tak Bisa Dibawa ke Indonesia’

JAKARTA – Politisi Muda Partai Golkar Danick Danoko ikut berkomentar soal kemenangan Mahathir Mohamad pada pemilu Malaysia. Menurut Ketua Himpunan Mahasiswa Kosgoro 1957 DKI Jakarta tersebut, kasus kekalahan PM Najib Razak tidak bisa dibawa ke Indonesia.
Menurut Danick, kemenangan oposisi Malaysia yang dipimpin Mahathir Mohamad adalah dampak evaluasi kinerja pemerintahan PM Najib Razak yang dinilai kurang memuaskan oleh mayoritas masyakarat di Malaysia.
Apalagi, lanjut Danick, PM yang memerintah sejak 2009 tersebut diduga terlibat skandal korupsi 1MDB yang merugikan negara hingga triliunan rupiah.
Bagi Danick Danoko, insentif elektoral cenderung didapat kelompok oposisi manakala (koalisi) partai penguasa tidak becus menjalankan pemerintahan.
“Rumus politik rasional selalu begitu. Semakin baik kinerja pemerintah, oposisi semakin tidak laku. Sebaliknya, semakin pemerintah tidak becus dan korupsi, oposisi semakin mendapat angin surga untuk menumbangkannya,” kata Danick Danoko yang ditemui di DPP Partai Golkar, Jumat (11/5/2018).
Rumus tersebut, kata Danick, juga bisa dibawa ke Indonesia. Namun, lanjut dia, dengan melihat kepuasaan rakyat yang makin tinggi terhadap kinerja Presiden Jokowi, seperti ditunjukkan sejumlah hasil survei, kejadian di Malaysia sulit terjadi di Indonesia.
“Hasil survei salah satu lembaga menunjukkan 72,2 persen rakyat puas dengan kinerja pemerintahan ini,” kata Danick.
Oleh karena itu, kata Danick, pernyataan sejumlah politikus oposisi dalam negeri, bahwa peristiwa politik di Malaysia akan merembet ke Indonesia, jelas sulit terjadi selama kinerja pemerintahan Jokowi berjalan baik.
“Politik itu tidak bekerja di ruang hampa. Masa apa yang terjadi di negara tetangga disebut bisa merembet begitu saja, tanpa melihat faktor-faktor yang terjadi di belakangnya, seperti kinerja pemerintahan, efektivitas oposisi, dan sebagainya,” kata Danick.
Justru, kata Danick, oposisi terancam tidak laku manakala kinerja pemerintahan Jokowi-JK makin memuaskan rakyat. “Apalagi jika kritik-kritik yang dilancarkan oposisi tidak substantif dan tidak rasional,” ujarnya. (D3)