Ketidakadilan Penyebab Utama Masalah Bangsa

 Ketidakadilan Penyebab Utama Masalah Bangsa

Oleh: Musni UmarSosiolog, Rektor Universitas Ibnu Chaldun Jakarta

Pada 8-10 Februari  2018 sebagai sosiolog dan Rektor Universitas Ibnu Chaldun Jakarta saya diundang oleh Kantor Utusan Khusus Presiden RI untuk Dialog dan Kerjasama Antar Agama dan Peradaban untuk mengikuti Musyawarah Besar Pemuka Agama Untuk Kerukunan Bangsa di Hotel Sahid Jaya.

Semula saya ragu dan enggan mengikuti kegiatan tersebut karena saya bukan pemuka agama, tetapi saya diyakinkan bahwa yang diundang untuk mengikuti Mubes Pemuka Agama  ada dari cendekiawan. Saya termasuk diantaranya dari kalangan cendekiawan.

Ada tujuh isu yang dibahas dalam Mubes tersebut diantaranya isu non agama yang mengganggu kerukunan bangsa.  Saya memilih komisi yang membahas isu tersebut.

Pandangan Pemuka Agama

Setelah pembukaan Mubes Pemuka Agama untuk kerukunan bangsa oleh Prof. Dr. Din Syamsuddin, Utusan Khusus Presiden RI untuk Dialog dan Kerjasama Antar Agama dan Peradaban,  rapat pleno kemudian dilanjutkan dengan rapat internal pemuka agama.

Dalam rapat internal pemuka agama Islam, saya diminta memimpin rapat.   Setelah membuka rapat internal pemuka agama Islam, saya persilahkam satu persatu untuk mengemukakan pandangan tentang isu non “agama” yang menjadi   penyebab utama atau prima causa yang mengganggu kerukunan umat beragama.

Setelah semua pemuka agama Islam mengemukakan pandangan, saya kemudian diminta merumuskan pandangan mereka dalam sebuah rekomendasi yang dibacakan dalam rapat pleno tanggal 11 Februari 2018.

Semua pandangan pemuka agama Islam saya tulis satu persatu.  Setelah saya baca kembali point-point yang mereka kemukakan, ditemukan satu kata bahwa akar masalah yang menjadi penyebab utama dari semua masalah yang dihadapi yang mengganggu kerukunan bangsa adalah ketidakadilan.

Ketidakadilan sangat luas spektrumnya, diantaranya adalah  ketidakadilan dalam ekonomi. Ketidakadilan dalam bidang ekonomi telah melahirkan ketimpangan sosial yang luar biasa.

Selain itu, ketidakadilan ekonomi telah pula melahirkan kemiskinan yang meluas dikalangan bangsa Indonesia.  kesenjangan yang semakin memprihatinkan,  pendidikan yang tidak bisa dijangkau oleh semua anak bangsa,  intoleransi serta radikalisme yang tumbuh dan berkembang di masyarakat.

Solusi yang direkomendasikan kepada pemerintah ialah menjadikan pembangunan sumber daya manusia melalui pendidikan sebagai  titik sentral utama pembangunan Indonesia.

Dengan demikian, berarti mengubah paradigma pembangunan  Indonesia sejak Orde Baru sampai di era Orde Reformasi dari titik sentral pembangunan ekonomi yang bertumpu pada pembangunan pisik.

Disamping itu, mendesak pemerintah dan DPR supaya membuat Undang-Undang yang isinya memberi keberpihakan (affirmative action)  dan perlakuan istimewa (special treatment) kepada seluruh bangsa Indonesia yang lemah dan tertinggal dalam pembangunan.

Hasil rumusan tersebut kemudian diterima oleh semua pemuka agama, setelah dibawa ke dalam rapat komisi yang kembali saya pimpin yang  membahas isu non “agama” yang dihadiri utusan semua pemuka agama, yang ditambah masalah-masalah lain.

Dengan demikian, masalah utama bangsa Indonesia yang juga dirasakan para pemuka agama adalah ketidakadilan ekonomi dan  merupakan prima causa dari hampir semua masalah.

Jika bangsa Indonesia, ingin memecahkan berbagai masalah besar yang dihadapi, maka suka tidak suka dan mau tidak  mau, pemerintah harus mewujudkan dalam kenyataan sila kedua dan sila kelima dari Pancasila, karena tidak ada kerukunan dan kedamaian yang abadi tanpa keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.

Allahu a’lam bisshawab

Berita Terkait