Ketua Umum HMI Cabang Bogor Serukan Gerakan Mahasiswa sebagai Arsitek Kedaulatan Lokal

 Ketua Umum HMI Cabang Bogor Serukan Gerakan Mahasiswa sebagai Arsitek Kedaulatan Lokal

JAKARTA – Ketua Umum Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) Cabang Bogor, Fathan Putra Mardela, menegaskan perlunya mahasiswa mengambil peran strategis sebagai arsitek kedaulatan lokal dalam pembangunan daerah. Hal tersebut ia sampaikan dalam forum Musyawarah Kerja BEM se-Bogor, Sabtu (15/11/2025).

Dalam pemaparannya, Fathan menyoroti persoalan kemiskinan ekstrem yang hingga Maret 2025 masih menyentuh 2,38 juta jiwa atau 0,85% populasi nasional, meski telah menurun signifikan dibanding tahun sebelumnya. Menurutnya, angka tersebut menunjukkan masih adanya jurang kesejahteraan yang tidak bisa ditangani hanya dengan pendekatan pembangunan top-down.

“Perubahan tidak lahir dari kenyamanan, tetapi dari keberanian membaca realitas apa adanya, dan hari ini realitas itu menuntut mahasiswa hadir di ruang-ruang strategis pembangunan daerah,” ujarnya Fathan dalam keterangan kepada wartawan.

Fathan menjelaskan bahwa pembangunan daerah harus bertumpu pada partisipasi masyarakat serta pemberdayaan komunitas.

“Merujuk berbagai riset yang ia paparkan, pendekatan berbasis komunitas terbukti lebih adaptif, lebih berkelanjutan, dan mencegah terjadinya elite capture dalam proses pembangunan”, tandasnya.

Ia juga menekankan pentingnya menjadikan data sebagai alat perlawanan sosial. Dalam perspektifnya, warga desa tidak boleh hanya menjadi objek survei, tetapi harus dilibatkan sebagai penafsir, pengguna, sekaligus pemilik data dalam perencanaan pembangunan .

“Kedaulatan dimulai dari kemampuan daerah menjaga apa yang tumbuh dari tanahnya dan apa yang mengalir di sungainya,” tegas Fathan, menekankan pentingnya literasi publik dan kolaborasi antara kampus, komunitas, dan pemerintah.

Fathan menyinggung pula peran mahasiswa sebagai katalis budaya gerakan jangka panjang.

“Gerakan tanpa keberlanjutan hanyalah acara, tapi gerakan yang dirawat akan menjadi kultur,” katanya.

Ia juga menyampaikan bahwa keberhasilan program pembangunan maupun gerakan mahasiswa sangat bergantung pada partisipasi sejati, adaptasi budaya lokal, kesetaraan gender, akuntabilitas publik, serta kebutuhan riset longitudinal yang komprehensif sebagaimana ia rekomendasikan dalam materinya.

“Mahasiswa harus tampil sebagai penggerak utama, penghubung ilmu pengetahuan dengan realitas masyarakat, sekaligus penjaga keberlanjutan gerakan,” pungkasnya.

Facebook Comments Box