Ketum Jawara Geram Gegara Seorang Ibu Pedagang Cabai Dianiaya Preman di Deli Serdang Dijadikan Tersangka

 Ketum Jawara Geram Gegara Seorang Ibu Pedagang Cabai Dianiaya Preman di Deli Serdang Dijadikan Tersangka

BEKASI – Ketum Jawara (Jaringan Wanita Nusantara) Aini Kartaatmadja geram gegara seorang ibu pedagang cabai dianiaya preman di Deli Serdang Dldijadikan tersangka.

Untuk itu, beberapa waktu yang lalu, viral di media sosial video seorang pedagang sayur wanita yang dianiaya oleh sejumlah preman di Pasar Gambir Tembung, Deli Serdang, Sumatra Utara (Sumut). Peristiwa itu terjadi pada Sabtu (5/9/2021) lalu.

Dalam video yang diunggah oleh akun Instagram @apacerita_medan, saat itu pedagang yang berinisial LG terlibat adu mulut dengan para preman itu. Diduga, masalah itu dipicu soal iuran lapak.

Viralnya video tersebut serta informasi yang beredar belakangan ini jika si ibu pedagang cabai berinisial LG ini malah yang dijadikan sebagai tersangka.

Gegara itu membuat Ketua Jawara Aini Kartaatmadja geram, dalam konferensi persnya kepada awak media, Bekasi, Selasa (12/10/2021). Aini tidak terima sikap preman itu.

“Stop Kekerasan terhadap Perempuan, apalagi untuk seorang Ibu. Viralnya video seorang Ibu penjual cabe di Deli Serdang Sumatera Utara yang mendapatkan perlakuan penganiayaan oleh seorang oknum Preman. Ibu tersebut ditendang perutnya sebanyak dua kali dan dipukuli berkali kali oleh para Preman tersebut dikarenakan si ibu tidak memberikan uang 500 ribu terhadap Preman tesebut,” jelas Aini.

“Lebih ironis lagi saat sang ibu membuat laporan ke Polisi, sang Ibu malah dijadikan tersangka oleh Pihak Kepolisian. Kami berharap kepada Presiden Pak Jokowi tolong tindak tegas oknum aparat hukum yang bertindak tidak adil, hukum harus ditegakkan di negara ini. Di mana seseorang Perempuan sekaligus seorang ibu diperlakukan tidak manusiawi oleh seorang Preman yang memaksa meminta uang kepada sang Ibu malah ibu tersebut dijadikan tersangka,” sambung Aini

“Kami sebagai seorang Ibu menuntut keadilan kepada Bangsa ini, karena dari rahim Kami (kaum ibu-red) lah kalian dilahirkan, dibesarkan dengan penuh kelembutan dan kasih sayang, dari kami lah kalian semua menjadi orang-orang yang cerdas dan bermartabat. Kami lah seorang ibu yang selalu mendoakan anak anaknya dalam setiap sholat dengan derai air mata memohon kepada Tuhan agar anak anak kami menjadi anak yang Sholeh dan menjadi anak yang berguna bagi agama, bangsa dan Negara.

“Kami seorang ibu yang tidak pernah menuntut anak-anaknya berterimakasih kepada ibunya, karena di dalam hati Kami penuh keikhlasan dan doa sepanjang masa untuk anak anak kami. Kami juga seorang ibu disaat ekonomi keluarga tidak mencukupi, Kami berjuang membantu mencari nafkah untuk keluarga dan anak-anaknya,” papar Aini dengan derai air mata.

“Ada filosofi kenapa perempuan bukan diciptakan dari tulang kepala atau tulang kaki laki lelaki, tetapi Tuhan menciptakan Perempuan dari tulang Rusuknya laki-laki, karena pada hakikatnya Perempuan dilahirkan bukan untuk di atas laki laki dan bukan untuk dibawah laki laki (diinjak injak-red) tetapi Perempuan dilahirkan untuk berjalan beriringan dengan laki-laki dimana dia yang akan membantu dan bersinergi dalam suka dan duka, dalam balutan kasih sayang dengan penuh penghormatan dan menjadi Penguat sekaligus Penghibur bagi laki laki dalam keadaan suka dan duka. Dengan demikian jelas Perempuan harus mendapatkan tempat yang mulia dalam kehidupan sosial dan bermasyarakat.”

“Pak Presiden tolong Beri kami (kaum ibu-red) Perlindungan Hukum di Negara ini, tolong Harkat Martabat kami di Jaga dan di junjung tinggi, karena tanpa seorang ibu kalian bukan apa-apa. Tokoh tokoh Bangsa yang cerdas dan hebat di lahirkan oleh seorang ibu, maka Kami Perempuan Indonesia menuntut keadilan dan Perlindungan Hukum untuk kaum Perempuan (Ibu Leli-red) tetap sabar, kuat dan berjuang utk keadilan. Kami Jaringan Wanita Nusanta (JAWARA-red) bersama bersama kaum Ibu se-antero Negeri akan dengan lantang membela kaum ibu lainnya yang dizholimi, Hapuskan Premanisme di Indonesia karena Kami seorang ibu tidak pernah melahirkan dan mendidik anak-anaknya untuk menjadi seorang Preman, jangan biarkan Ibu Pertiwi menangis dan lemah tanpa seorang Ibu.” Tutup Aini Kartaatmadja.

#Stop Kekerasan Terhadap Ibu
#Hapuskan Premanisme

(Cahyadi)

Berita Terkait