Maman Imanulhaq: Raja Salman Belajar ke Islam Indonesia Merekatkan Perbedaan
Pimpinan Pesantren Al-Mizan Jatiwangi, Majalengka, KH Maman Imanulhaq saat memimpin Apek Kesetiaan NKRI
JAKARTA, Lintasparlemen.com – Pimpinan Pesantren Al-Mizan Jatiwangi, Majalengka, KH Maman Imanulhaq menyampaikan Islam Ahlusunnah Waljamaah al-Nahdliyah yang dianut mayoritas muslim Indonesia telah membuktikan mampu menghadapi berbagai tantangan zaman.
Menurut Kiai Maman, ajaran yang dikembangkan ormas Nahdlatul Ulama (NU) semakin menjadi perhatian dunia internasional bahkan menjadi salah satu model dan rujukan dalam menciptakan tata perdamaian dunia saat ini.
“Islam Indonesia telah membuktikan mampu menangkal berbagai serangan terorisme dan radikalisme. Bahkan Raja Salman pun belajar ke Indonesia dari dekat, bagaimana Islam Indonesia mampu merekatkan perbedaan, mampu menjadikan perbedaan sebagai kekuatan untuk menyatukan,” jelas Kiai Maman yang disampaikan dalam orasi kebangsaan “Acara Apel Kesetiaan terhadap NKRI”, yang digelar di halaman komplek pesantren Al-Mizan, Ahad (12/03/2017) pagi lalu.
Apel kesetiaan NKRI ini diikuti satuan pasukan TNI-Polri serta kader organisasi berbasis Nahdliyin se Jawa Barat seperti GP Ansor, Fatayat NU, IPNU, IPPNU, PMII dan santri Al-Mizan. Hadir pula Dandim Majalengk Kol (Inf) Rama Pratama, Kapolrest Kombes Mada Roesyanyo, Ketua PW Ansor Jabar Deni Ahmad Haidar, Ketua PC Ansor Majalengka Acmad Cece Aspiadi.
“Islam yang ada Indonesia, yaitu Islam Ahlussunah waljamaah. Indonesia tetap kuat, Indonesia tetap ada, Indonesia tetap jaya karena ada kekuatan Islam ahlussunah waljamaah yang menjadi panutan menjaga keutuhan NKRI,” lanjut Kiai Maman dalam orasinya.
Politisi PKB itu menyampaikan dalam orasinya di hadapan ribuan peserta apel, saat ini tengah terjadi pergeseran arah kebijakan dan ideologi politik negara-negara di dunia. Awalnya berideologi kiri, kini berubah menjadi kanan. Sementara yang berideologi kanan berangsur-angsur berubah menjadi kiri.
Anggota Komisi VIII DPR ini mengungkapkan, Islam Aswaja Al-Nahdliyah tetap berdiri kokoh bersanding dengan ideologi Pancasila sejak Indonesia merdeka.
“Hanya Indonesia yang ideologinya tidak pernah berubah sejak merdeka. Hanya Indonesia yang istiqomah menjadikan pancasila sebagai ideologi negara. Dan Pancasila telah menyatukan dengan kita”, serunya dengan berapi-api membakar semangat generasi muda NU dengan yel-yel,Hidup Awaja! Hidup Pancasila, Hidup Nahdlatul Ulama!
Penulis buku Fatwa dan Canda Gus Dur ini, pun mengutip pernyataan Rois ‘am PBNU Tahun 1984-1991 KH Ahmad Shidiq sebagai kalimatu sawa. “Pancasila adalah kalimatu sawa. Kalimat yang menyatukan jiwa kita sebagai bangsa Indonesia.”