Santri Perlu Memiliki Paham Wawasan Kebangsaan, karena Ini…

Anggota MPR RI dari Fraksi PPP Arsul Sani menyampaikan perlunya santri memiliki paham wawasan kebangsaan
JAKARTA – Anggota MPR RI dari Fraksi PPP Arsul Sani menyampaikan perlunya seorang santri memiliki pemahaman terkait wawasan kebangsaan. Hal itu sebagai modal besar menjalani tantangan hidup yang lebih berat di masa akan datang seperti dititahkan para pahlawan dari kaum santri.
Itu disampaikan Arsul saat menyampaikan sosialisasi Empat Pilar Kehidupan Berbangsa dan Bernegara di hadapan santri Pondok Pesantren Nurul Huda, Kecamatan Moga, Kabupaten Pemalang, Jawa Tengah, Selasa (6/03/2018) kemarin.
Menurut alumni HMI ini, seorang santri yang memiliki kedalaman ilmu Islam, perlu mendapatkan pemahaman empat pilar berbangsa dan bernegara seperti yang terkandung dalam Pancasila, UUD 1945, NKRI, dan Bhinneka Tunggal Ika.

“Itu supaya santri bisa memahami makna kebangsaan yang telah diperjuangkan oleh pendiri dan pejuang bangsa. Di mana empat pilar itu adalah peninggalan bersejarah para pejuang bangsa yang berasal dari kalangan Santri,” ujar Arsul politisi asal Dapil Jawa Tengah X ini.
Saat ini pesantren sangat berkembang pesat di seluruh wilayah Indonesia. Hampir setiap organisasi Islam seperti NU, Muhammadiyah, Persis dan lainnya memiliki banyak pesantren sebagai wadah mendidik anak bangsa. Kiprah dan peran dunia santri Indonesia masih terjaga.
“Para pahlawan bangsa, sangat menghargai perbedaan, melalui perbedaan itulah yang menjadikan Bangsa Indonesia ini kuat dan bersatu memperjuangkan kemerdekaan RI. Oleh karena itu, empat pilar itu adalah warisan yang harus kita jaga dan pertahankan nilai-nilainya terus ada,” sambung Asrul.

Sementara itu, Wakil Ketua PC GP Ansor Kabupaten Pemalang Mukhlisin mengungkapkan, santri adalah basis awal diraihnya kemerdekaan Indonesia. Alasan itu, sehingga wawasan kebangsaan dari empat pilar itu mutlak dimiliki oleh seorang santri.
“Pada zaman pra kemerdekaan, para santri membentuk Laskar Hizbullah yang menjadi cikal bakal Tentara Nasional Indonesia (TNI). Dengan kemampuan perang yang cukup, disertai doa dan restu dari para ulama seperti Hadratussyech KH Hasyim Asy’ari, mereka bertempur memperjuangkan kemerdekaan Indonesia. Tidak seperti kelompok-kelompok yang saat ini berusaha memecah belah NKRI dengan dasar Agama,” para Mukhlisin.

Sejak kemerdekaan Indonesia tidak lepas perjuangan para santri. Banyak sederetan santri yang sudah dikukuhkan sebagai pahlawan nasional seperti KH Wahid Hasyim, Ki Bagus Hadikusumo, Muhammad Hatta, Ahmad Dahlan, Zainul Arifin, Kiai Wahid Hasyim, Zainal Mustafa, Raden Mas Antawirya (Pangeran Diponegoro), Kiai Noer Ali, Abdul Halim, Idham Calid, dan Wahab Chasbullah.