Mengutamakan Pembangunan Manusia, DKI Memulai

 Mengutamakan Pembangunan Manusia, DKI Memulai

Oleh: Musni Umar, Sosiolog dan Rektor Universitas Ibnu Chaldun Jakarta

Pada 05 April 2018 saya mengikuti  Musyawarah Rencana Pembangunan Kota Jakarta Timur dan pukul 18.30 wib saya talk show di TV ONE tentang korban Miras Oplosan.

Apa kaitan Musrenbang dengan para korban maut Miras oplosan? Yang pertama, membicarakan tentang hulu dari pembangunan, dan kedua, hilir-dampak dari pembangunan.

Hulu dari pembangunan kita selama 52 tahun yang mengutamakan pisik (ekonomi), hilirnya banyak  sekali yang negatif seperti korupsi, hedonis, individualis, kesenjangan, ketidakadilan,  bunuh diri, miras sebagai pelarian, tawuran dan sebagainya.

0leh karena itu, David C Korten mengemukakan konsep people centered development. Sebagai sosiolog saya bersyukur  dan memberi apresiasi karena DKI Jakarta sebagai pusat pemerintahan,  pusat kekuasaan politik, ekonomi, sosial dan sebagainya dalam rencana pembangunan mengutamakan pembangunan manusia seperti yang dikemukakan David C Korten.

Ini sangat penting karena setiap perubahan dan kemajuan di DKI Jakarta akan memberi resonansi atau getaran serta  pengaruh besar di seluruh Indonesia karena daerah lain akan mencontoh Jakarta.

Dalam merencanakan pembangunan di DKI  Jakartas,  Gubernur Anies dan Wagub Sandi telah merumuskan  Panca Upaya Utama Pembangunan Jakarta, pertama, pembangunan manusia; kedua, ekonomi dan infrastruktur; ketiga, integritas aparatur; keempat, kota lestari; kelima, simpul kemajuan.

Alhamdulillah,  pembangunan manusia menjadi prioritas pertama dalam pembangunan di DKI Jakarta.

Pembangunan Manusia

Prioritas pembangunan di DKI Jakarta yang mengutamakan  pembangunan manusia sangat penting karena merupakan antitesa dari pembangunan DKI Jakarta dan  Indonesia selama ini.

Sudah menjadi kenyataan bahwa kemajuan pembangunan di DKI Jakarta pada khususnya dan Indonesia pada umumnya tidak memberi arti apa-apa jika manusia DKI Jakarta dan manusia Indonesia tidak mempunyai akhlak dan iman yang baik,  pendidikan yang memadai, dan kompetensi serta  kepakaran (skill).

Pembangunan DKI Jakarta yang sudah dicanangkan melalui  Panca Upaya Pembangunan Jakarta, harus dikawal dengan partisipasi nyata dari warga DKI Jakarta untuk memastikan  bahwa pembangunan manusia berhasil agar hilir dari pembangunan tidak lagi melahirkan manusia yang disebutkan di atas yaitu  korup, hedonis,   individualis,  doyan miras sebagai pelarian, suka tawuran dan sebagainya.

Pembangunan manusia merupakan kunci dalam  penataan DKI Jakarta dari persepektif sosiologis.  Karena manusia merupakan fondasi utama dalam pembangunan.   Jika pembangunan DKI Jakarta tidak dilandasi dengan pembangunan  manusia yaitu imannya – akhlaknya, kualitasnya dan kompetensinya, maka tak obahnya kita membangun bangunan gedung atau jembatan yang rapuh fondasinya.

Dampak dari pembangunan DKI Jakarta dan  Indonesia yang  memberi skala prioritas bukan pada pembangunan manusia, telah melahirkan manusia DKI dan  Indonesia yang korup, hedonis, individualis dan anasionalisme seperti dikemukakan di atas.  Makin tinggi pendidikannya makin serakah dan tidak peduli kepada masyarakat.

Dampak negatif dari pembangunan yang tidak memberi skala prioritas pada pembangunan manusia, pertama,  Indonesia semakin jauh tertinggal dibanding dengan negara-negara lain. Kelihatan pembangunan maju, tetapi yang menikmati hasil pembangunan hanya kelompok kecil dari bangsa Indonesia dan asing.

Kedua, pembangunan telah menciptakan kesenjangan sosial ekonomi yang luar biasa.  Ini terjadi karena yang bisa berpartisipasi dalam pembangunan hanya mereka yang  berpendidikan, mempunyai akses dalam bidang keuangan dan perbankan serta dekat dengan pusat  kekuasaan.

Ketiga,  pembangunan tidak menghadirkan pemerataan dan keadilan karena pembangunan ditengah masyarakat yang tidak berpendidikan, hanya semakin memperkaya orang-orang yang kaya.

Maka dalam rangka pembangunan DKI Jakarta,  penataan DKI tidak punya pilihan harus memberi prioritas pada pembangunan manusia.  Maju kotanya bahagia warganya hanya bisa diwujudkan jika pembangunan manusia di DKI diutamakan dan direalisasikan.

Pembangunan yang mengutamakan manusia, insya Allah sukses  jika mendapat dukungan dan partisipasi seluruh warga DKI Jakarta dan doa seluruh bangsa Indonesia.

Allahu a’lam bisshawab

Facebook Comments Box