Hidup Serasi di Tengah Turbulensi Politik
Oleh: Musni Umar, Sosiolog dan Rektor Universitas Ibnu Chaldun Jakarta
Saat ini tidak mudah hidup serasi. Setidaknya ada lima alasannya. Pertama, kita memasuki tahun politik yang sarat dengan persaingan dan terjadi turbulensi politik.
Kedua, sangat banyak isu yang dilempar ke publik yang bisa merusak keserasian sosial warga Jakarta dan bangsa Indonesia misalnya isu hizbullah dan hizbussyaithan.
Ketiga, terjadi kesenjangan sosial ekonomi yang luar biasa di masyarakat, sehingga rasa keadilan masyarakat terusik.
Keempat, keadilan hukum belum tegak, sehingga ada ungkapan hukum tajam ke bawah tumpul ke atas.
Kelima, beban hidup rakyat semakin bertambah berat karena berbagai macam jenis barang naik, sementara penghasilan rakyat tidak meningkat.
Untuk mencegah terjadinya dampak negatif dari kondisi sosial yang dialami masyarakat, maka pembangunan manusia mutlak dilakukan.
Hasil pembangunan manusia, insya Allah akan menghadirkan manusia yang kuat iman dan takwanya, memiliki akhlak mulia, kejujuran, kedisiplinan dan etos (watak, karakter) serta kecerdasan dan intelektualitas. Disamping itu, akan menguasai ilmu pengetahuan dan teknologi serta memiiki kepakaran (skill).
Manusia semacam itu, menurut KH. Fuad Affandi, pengasuh Pondok Pesantren Al Ittifaq, Ciwidey Bandung, dicari uang. Oleh karena itu, menurut dia pendidikan sangat penting tetapi pendidikan itu bukan pintu gerbang cari uang tapi org yg berpendidikan dicari uang.
Dampak lebih jauh dari pembangunan manusia, setidaknya tiga hal. Pertama, lahir manusia yang sangat menjaga, memelihara dan merawat hubungan dengan Allah (hablun minallah). Wujud dari itu, manusia sangat taat kepada Allah serta banyak berbuat baik (beramal saleh).
Kedua, lahir manusia yang amat menjaga, memelihara dan merawat hubungan dengan sesama manusia (hablun minannas). Manusia semacam itu, pasti terpanggil untuk berkontribusi mewujudkan suasana damai dan serasi di masyarakat.
Ketiga, akan memberi rahmat (kasih sayang) kepada semua tanpa membedakan suku, agama dan golongan karena manusia yang baik pasti menjadi rahmat bagi semesta.
Kiat Hidup Serasi
Ancaman, tantangan, hambatan dan gangguan sangat berat sekarang. Oleh karena itu, saya memberi kiat supaya kita bisa hidup serasi, damai dan tenang.
1. Banyak bersyukur kepada Allah, telah diberi banyak nikmat.
2. Merasa cukup (qanaah) yang Allah berikan kepada kita.
3. Memegang prinsip agar tidak terombang-ambing.
4. Mencintai sesama seperti mencintai diri sendiri.
5. Saling menghormati
6. Berlapang dada dan mudah memaafkan orang lain.
7. Saling menjaga dan tenggang rasa.
8. Saling mengasihi.
9. Saling membantu.
10. Menjaga persatuan.
Tujuan akhir dari pembangunan manusia ialah terwujudnya manusia paripurna. Jika ini tercapai, maka
sepuluh kiat tersebut akan dihayati dan diamalkan dan insya Allah akan tercipta keserasian sosial.
Allahu a’lam bisshawab