Jelang Puasa Harga Daging Ayam Terus Naik, Srikandi DPR Ini Sidak Pasar di Bengkulu

 Jelang Puasa Harga Daging Ayam Terus Naik, Srikandi DPR Ini Sidak Pasar di Bengkulu

Anggota Komisi IV DPR RI Susi Marleny Bachsin berbelanja saat mengunjungi Pasar Panorama Kota Bengkulu pada masa reses, Rabu (8/5/2018) kemarin (foto: pribadi)

BENGKULU – Sudah jadi budaya muslim Indonesia  menggelar hajatan menjelang Ramadan dan membuat harga sejumlah bahan pangan menaik. Di antaranya harga daging ayam melonjak di pasar.

Dari pantauan di sejumlah pasar,  baik di Ibukota dan maupun  daerah. Kenaikan harga mencolok terjadi di dua bahan pangan, yakni daging ayam dan bawang merah.

Harga keduanya, biasanya para pedagang pasar menjual di kisaran harga Rp 30.000, maka saat ini harga daging ayam mencapai Rp 33.000/kg. Sementara harga daging ayam mengalami kenaikan sekitar 10 persen atau mencapai Rp 2.000 hingga Rp 3.000 perkilogramnya.

Sedangkan bawang merah mengalami kenaikan hingga Rp 5.000/kg, sehingga bawang merah yang biasanya dihargai dengan kisaran Rp 18.000 hingga Rp 25.000/kg, maka saat ini harganya mencapai Rp 30.000/kg.

Dengan mahalnya daging ayam dan bawang itu membuat geram Anggota DPR RI Susi Marleni Bachsin SE,  MM asal Dapil Bengkulu itu geram.

Susi pun turun ke pasar-pasar untuk memastikan harga di tingkat pedagang, dengan melakukan Inspeksi Mendadak (Sidak) ke pasar Panorama Kota Bengkulu, Selasa (8/5/2018) kemarin.

Hasilnya sama di beberapa tempat. Yakni harga ayam memang mahal di pasar mencapai Rp 44 ribu per kilogram.

Oleh pedagang, Susi memperoleh Informasi bahwa stok ayam di kalangan penjual kian menurun. Apalagi mendekati masuknya bulan Ramadan dan lebaran idul fitri.

“Harga daging ayam biasanya tak semahal itu.  Dulu per hari bisa 30 ekor sebagai stok, dan sekarang berkurang tinggal 20 ekor. Nah semakin ke sini memasuki bulan puasa makin berkurang stoknya. Sekarang mereka para pedagang tidak lebih dari 5 sampai 10 ekor saja yang mampu dijual,” kata Susi pada wartawan.

Susi memaklumi kondisi ini, karena tanpa disengaja oleh pihak pedagang. Itu terjadi karena suplay daging ayam ke tingkat pedagang ke pasar terus  mengalami penurunan.

“Sebagai penjual atau pedagang pasti maunya jual banyak daging, tapi kan stok ayam ke merekanya sangat terbatas,” ujar Susi.

“Permintaan banyak, barang tidak ada. Jelas harganya akan naik. Mendekati lebaran dan selama puasa, jika kondisinya terus seperti ini. Harga ayam dipastikan akan naik dan naik terus. Kita tidak ingin kondisi ini terjadi. Karena akan membuat susah masyarakat,” ujar Susi.

Politisi Gerinda  ini menyampaikan, sejatinya Bulog terlibat dalam menjaga stabilitas harga daging ayam di tingkat pedagang. Namun, Bulog tak bisa menambah stok sehingga harganya sama.

“Jika Bulog mau ikut jualan, ya silakan jual ayam untuk menjaga stabilisasi harga. Artinya, jika Bulog terlibat, masyarakat bisa beli ayam dengan harga terjangkau. Tapi kalau Bulog mau ikut menjual ayam untuk menambah stok daging ayam saja. Ya, harga jualnya sama seperti di pasar. Saya tegaskan, itu lebih baik tidak usah Bulog ikut jual ayam kalau begitu,” tegas Ketua DPD Gerindra Bengkulu ini.  (MAR)

Facebook Comments Box