Aksi 20 Tahun Reformasi Depan Istana Berakhir Bentrok, Mahasiswa Tuntut Keadilan
Aksi damai mahasiswa HMI (MPO) memperingati 20 tahun reformasi sebelum dipukul mundur oleh aparat kepolisian di depan Istana Negara, Senin (21/5/2018) kemarin. 7 mahasisa jadi korban aksi kekerasan tersebut.
SERANG – Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) MPO Cabang Serang mengutuk keras sikap pihak aparat saat HMI Cabang Jakarta menggelar unjuk rasa yang berujung bentrok dengan petugas kepolisian di depan Istana Negara. HMI Serang menyayangkan kekerasan yang dilakukan oleh aparat kepolisian tersebut.
Seperti diberitakan, sedikitnya ada tujuh mahasiswa peserta demo dirawat di Instalasi Gawat Darurat Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Tarakan akibat mendapatkan pukulan benda tumpul oleh aparat.
“HMI MPO Cabang Serang mengutuk Keras tindakan Represif yang dilakukan oleh aparat kepolisian terhadap kader HMI Cabang Jakarta tertanggal 21 Mei 2018 di depan gedung Istana Negara, dengan 7 Korban yang dilarikan kerumah sakit,” kata Formatur HMI Cabang Serang Ubaidillah, Selasa (22/5/2018).
Bagi HMI Serang, tindakan aparat kepolisian telah mencendrai institusi kepolisian yang seharusnya mengayomi, melindungi dan melayani masyarakat. Bukan malah mengkriminalisasikan para mahasiswa di usia 20 tahun usia reformasi ini.
“Oleh sebab itu, atas nama HMI Cabang Serang akan mengundang seluruh komisariat HMI se-cabang Serang untuk menuntut keadilan atas tindakan represif aparat tersebut yang insyaallah akan dilaksanakan hari ini Selasa 22 mei 2018 puk 14.00 WIB di Halte UIN SMH Banten,” tegas Ubaidillah.
Ke tujuh mahasiswa yang menjadi korban aparat tergabung dalam HMI tersebut yakni Al Azhar Musa (Ketua Cabang HMI Jakarta), Irfan Maftuh (Korlab Aksi/ketua umum Front Nasional MPI), Arnol (HMI), Ahmad Kerley (HMI), Alfian (HMI), Arif Ibnu Halim (HMI) dan Lucky Mahendra (HMI MPO). Dan Ketujug mahasiswa yersebut dipukul oleh aparat kepolisian di depan Istana Negara saat melakukan aksi memperingati 20 tahun usia reformasi.
Ceritanya, awalnya hanya berupa aksi saling dorong biasa yang diikuti puluhan mahasiswa itu terjadi di depan Istana. Tiba-tiba oleh petugas kepolisian memukul peserta aksi.
Dalam aksi itu, HMI meminta DPR RI mengevaluasi kepemimpianan Jokowi-JK. Bahkan HMI menuntut Jokowi-JK mundur dari jabatannya karena telah gagal dalam menjalankan tugasnya sebagai kepala negara.
Sementara itu, ujung dari aksi brutal aparat itu elemen mahasiswa menuntut keadilan dan akan melaporkan ke Komnas HAM.
“Sehubungan dengan insiden pemukulan Mahasiswa di depan Istana kita menuntut atas tindakan repesif kepolisian terhadap elemen gerakan mahasiswa untuk menuntut keadilan atas kejadian tersebut, serta atas nama mahasiswa (korban) mengundang seluruh aktivis mahasiswa dan media masa, cetak untuk peliputan dan konferensi pers yang akan akan dilaksanakan pada ini (Selasa, 22 Mei 2018 Pukul 14.00 WIB di Gedung KOMNAS HAM),” terang Al Azhar Musa yang jadi korban pada aksi itu, disampaikan wartawan, Senin (21/5/2018) semalam. (Dail)