Fikri Faqih Ajak Guru Kedepankan Etika di Era Digita

BREBES – Anggota Komisi X DPR RI, Abdul Fikri Faqih, mengajak para guru untuk menempatkan etika sebagai landasan utama dalam proses pembelajaran, mengungguli logika.
Pernyataan ini disampaikan Fikri dalam acara Workshop Pengembangan Karakter Guru dan Siswa pada Era Digitalisasi Pendidikan di Hotel Grand Dian Brebes, Kamis (7/8/2025).
Menurut Fikri, komposisi ini sangat dibutuhkan untuk menghadapi tantangan di era digitalisasi. Ia menjelaskan, etika harus berada di depan, sementara ilmu atau logika berada di belakang. “Artinya, sopan santun dan karakteristik anak didik itu yang paling utama. Ini sangat dibutuhkan di era digitalisasi sekarang,” ujar legislator Fraksi Partai Keadilan Sejahtera (F-PKS) ini.
Acara ini dihadiri oleh puluhan guru dari berbagai tingkatan, mulai dari SD hingga SMA, yang datang untuk mendapatkan pembekalan. Fikri menyoroti banyaknya tantangan yang dihadapi pendidik di era digitalisasi. Tanpa persiapan yang memadai, ia memperingatkan, para pendidik berisiko menjadi tidak produktif.
Oleh karena itu, Fikri menegaskan pentingnya mempersiapkan guru, termasuk dalam hal penguasaan teknologi digital. “Guru adalah aktor kunci dalam pendidikan. Jika gurunya paham dengan masalah digital, maka ia bisa menggunakannya, termasuk menjawab kebutuhan para siswanya,”ungkapnya.
Fikri juga menambahkan bahwa digitalisasi adalah keniscayaan yang tidak bisa dihindari. Ia mengapresiasi langkah pemerintah, khususnya Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah, yang mengeluarkan kebijakan melarang siswa bermain gim tertentu. Langkah ini dinilai sebagai upaya maju dalam menyaring dampak negatif digitalisasi bagi pelajar.
Sebagai perbandingan, Fikri mencontohkan pendekatan di negara lain, seperti negara-negara Skandinavia yang melarang penggunaan gawai di sekolah, serta Australia yang membatasi akses media sosial bagi anak di bawah 14 tahun.
Sementara di Indonesia, menurut Fikri, pendekatan yang diambil adalah memberikan arahan dan pelatihan melalui workshop seperti yang dilaksanakan.
“Dengan workshop ini, kita berharap dapat menemukan langkah-langkah yang paling efektif untuk menjawab tekanan kuat dari digitalisasi,”tutup politisi dari daerah pemilihan (dapil) IX Jawa Tengah ini.