Firman Soebagyo Soroti Buang-buang Susu Peternak Sapi Lokal di Boyolali

Firman Soebagyo (foto: pribadi)
JAKARTA – Anggota Komisi IV DPR RI dari Fraksi Partai Golkar Firman Soebagyo (FS) menyoroti persoalan buang-buang susu yang terjadi oleh peternak sapi lokal di Boyolali, Jawa Tengah.
Ia menduga, bahwa kejadian tersebut terjadi lantaran adanya oligarki importir dan program Makan Bergizi Gratis. Selain itu, adanya kelebihan (over) produksi susu di negara Selandia Baru dan Australia.
“Australia dan Selandia Baru itu saya monitor sedang ada over produksi (susu) sehingga mau tidak mau masuk ke Indonesia,” kata Firman Soebagyo seperti disampaikan pada wartawan, Selasa (26/11/2024(.
“Karena pernah ada (contoh) satu kejadian, ketika pengrajin tahu dan tempe buang-buang kedelai sekian puluh ton, saya katakan mustahil. Yang namanya pengrajin tahu dan tempe itu untuk mencari modalnya aja susah, kok sampai buang-buang. Ternyata yang membuang-buang itu adalah pengepul perpanjangan tangan dari kaum oligarki,” sambung Firman Soebagyo.
Untuk itu, menurut Firman, persoalan hulu ke hilir persusuan ini harus diatur dengan benar. Sebab, secara waktu, kualitas susu ini rentan rusak.
Ia menegaskan Pemerintah harus susu kebijakan izin agar industri susu itu harus diletakkan pada produsen susu, sehingga proses produksi tidak telampau lama.
“Pagi diperas sore bisa masuk. Nah ini masalah teknis produksi,” jelas Politisi Fraksi Partai Golkar ini.
Baginya, dengan adanya aksi buang-buang susu di beberapa daerah ini, akan mendorong Komisi IV untuk segera membahas revisi UU Nomor 18 tahun 2012 tentang Pangan yang telah masuk Prioritas Prolegnas 2025. Revisi UU tersebut, menurut Ketua Panja Revisi UU Pangan di periode lalu itu, kelemahannya adalah karena belum menyentuh pada jenis-jenis produk pangan apa saja. Pangan masih dimaknai sebatas beras, jagung, kedelai, dan sebagainya.
“Kita lupa bahwa kebutuhan kita juga ada susu,” pungkasnya.