Herman Khaeron: BUMN Harus Profesional untuk Menghasilkan Laba dan Berikan Dividen ke Negara!

 Herman Khaeron: BUMN Harus Profesional untuk Menghasilkan Laba dan Berikan Dividen ke Negara!

JAKARTA  – Anggota Komisi VI DPR RI dari Fraksi Partai Demokrat Herman Khaeron menilai keberadaan Badan Usaha Milik Negara atau  BUMN harus dijalankan secara profesional. Menurut Herman, tujuan BUMN itu untuk menghasilkan laba sekaligus memberikan dividen kepada negara.

Meski demikian, Herman menilai prinsip tersebut belum tercermin sepenuhnya dalam pengelolaan dana pensiun oleh PT Taspen dan Asabri. Ia ingin persoalan tersebut ditangani dengan baik.

“Ini kan sebetulnya dalam rangka membentuk atau menjadikan BUMN lebih profesional,” kata Herman usai melakukan Kunjungan Kerja Spesifik Komisi VI DPR di Kabupaten Badung, Provinsi Bali, Rabu (17/9/2025).

Herman menjelaskan, persoalan utama yang dihadapi kedua BUMN tersebut adalah adanya ketidakseimbangan antara premi yang dikelola dengan klaim yang harus dibayarkan setiap tahun.

“Karena badan usaha milik negara ini harus menghasilkan laba, memberikan deviden kepada negara untuk memperkuat fiskal negara. Nah ini konteks ini tidak terjadi dalam skema-skema tunjangan hari tua, baik di TASPEN maupun di ASABRI,” ujarnya.

Menurut Herman, perhitungan keuangan menunjukkan kelemahan sistem, terutama di Taspen yang menghadapi selisih besar antara premi Rp7 triliun dan klaim tahunan Rp14 triliun. Kondisi tersebut, kata dia, sulit diatasi hanya dengan manajemen keuangan atau bisnis finansial biasa.

“Tetapi kalau melihat Taspen, nilai premi-nya hanya Rp7 triliun, tetapi nilai klaim tahunannya Rp14 triliun. Tidak mungkin untuk mengejar setinggi itu dari pengelolaan sistem manajemen keuangan ataupun bisnis finansial di Taspen untuk memenuhi terhadap jumlah itu,” jelas Legislator daerah pemilihan Jawa Barat VIII itu.

Ia menekankan bahwa solusi tidak bisa serta-merta menaikkan premi, karena hal itu berpotensi menambah beban negara maupun peserta jaminan hari tua. Sebaliknya, diperlukan strategi investasi jangka pendek yang lebih efisien agar bisa memenuhi kewajiban tahunan klaim.

“Sampai saat ini hal yang dibicarakan ya itu. Sampai nanti tentu kita harus membuatkan opsi. Opsi satu misalkan dilakukan percepatan investasi yang lebih jangka pendek, kan bisa uangnya begitu premi masuk diputar lebih cepat gitu kan,” papar Politisi Fraksi Partai Demokrat ini.

Lebih lanjut, Herman menilai bahwa defisit yang dialami TASPEN dan ASABRI tidak boleh dibiarkan berlarut-larut tanpa solusi konkret. Ia menegaskan perlunya keterlibatan negara dalam mengatasi persoalan tersebut. “Ini yang saya kira harus didalami dulu. Sehingga kemudian kita bisa menemukan pola yang tepat, yang saya kira ini bisa dijadikan proses terhadap perbaikan. Baik untuk TASPEN maupun untuk ASABRI,” tutupnya.

Facebook Comments Box