HNW Prihatinkan Kondisi Al-Quds: Tolak Keras Usulan Anggota Kongres AS, Israel Bisa ‘Caplok’ Masjid Al Aqsha dengan Serukan OKI dan Dunia Islam Segera Bertindak Selamatkan Masjid al-Aqsha
JAKARTA – Wakil Ketua Majelis Permusyawaratan Rakyat Republik Indonesia (MPR RI) Dr. H. M Hidayat Nur Wahid, MA (HNW) mengecam keras langkah sejumlah anggota Kongres Amerika Serikat (AS) yang dipimpin oleh Claudia Tenney dan Clay Higgins yang sedang menginisiasi sebuah resolusi yang bisa mencaplok dengan memberikan kedaulatan kepada Israel terhadap kompleks Masjid Al Aqsha di Yerusalem.
HnW juga menyerukan kepada OKI dan seluruh negara anggotanya bersama semua komponen masyarakat umat Islam di dunia untuk bersatu dan segera mengambil langkah tegas untuk menyelamatkan eksistensi dari Masjid alAqsha dengan menolak rencana pencaplokan Al Aqsha melaluo rancangan regulasi yang digagas di Konggres AS tersebut.
“Juga untuk menyelamatkan Masjid alAqsha dari keruntuhan akibat makin massifnya Israel melakukan penggalian terowongan2 di bawah maupun di sekitar Masjid alAqsha. Peringatan keras yang disampaikan oleh Ma’rouf al Rifa’i, Penasehat Gubernur Yerussalem itu, harusnya diperhatikan serius oleh OKI, apalagi karena didirikannya OKI memang untuk merespons tindakan Israel yang membahayakan eksistensi Masjid al Aqsha,” jelas HNW seperti disampaikan kepada wartawan, Jakarta, Sabtu (1/11/2025).
“Ini adalah sebuah persoalan serius, dan harus ditanggapi dengan sangat serius oleh OKI dan masyarakat dunia Islam. Negara-negara Islam dan mayoritas umat muslim, serta Organisasi Kerja Sama Islam (OKI) harusnya segera bersatu dan mengambil langkah2 tegas menolak laku jahat tersebut, dan memastikan kondisi tersebut untuk digagalkan dan dihentikan,” sambung HNW.
Lebih lanjut, HNW menjelaskan bahwa nilai keberadaan Masjid Al Aqsha sangatlah tinggi. Pertama, Masjid Al Aqsha merupakan masjid suci kiblat pertama umat Islam yang sangat dihormati oleh umat Islam se dunia, dan kedua, UNESCO sebagai salah satu badan dari Perserikatan Bangsa – Bangsa (PBB) yang membidangi urusan pendudukan dan budaya telah mengakui dan menetapkan Masjid Al Aqsha sebagai warisan budaya milik umat Islam, yang ditetapkan sejak Oktober 2016 lalu.
Oleh karena itu, HNW mengatakan langkah segelintir Anggota Kongres AS tersebut untuk memberikan kedaulatan kepada Israel terhadap Masjid Al Aqsha tersebut bukan saja tidak demokratis dan tidak memahami sejarah secara utuh, melainkan juga tindakan yang sangat provokatif yang makin menjauhkan terjadinya perdamaian di kawasan apalagi terrealisirnya solusi dua negara.
“Saya mendukung sikap yang disampaikan oleh Dewan Hubungan Amerika-Islam (Council on American-Islamic Relation/CAIR) bahwa langkah Israel dan beberapa anggota Konggres AS tersebut sebagai aksi yang berbahaya,” ujarnya.
Tak hanya itu, HNW mengatakan inisiatif negati itu dapat menimbulkan kemarahan yang sangat besar umat Islam di dunia. “Ini bukan hanya dapat mengganggu stabilitas keamanan di kawasan Timur Tengah, tetapi upaya provokatif ini juga dapat merusak hubungan Amerika Serikat dengan masyarakat Islam di seluruh dunia,” ujarnya.
Ia menuturkan bahwa guna memastikan terwujudnya ketertiban dunia, maka sudah selayaknya apabila semua tindakan yang membahayakan eksistensi masjid alAqsha serta gagasan provokatif pencaplokan Masjid Al Aqsha tersebut agae segera dihentikan, dan berharap agar Pemerintah Indonesia bisa menjadi salah satu garda terdepan yang memastikan hal tersebut bisa dihentikan dan benar-benar tidak terjadi di Kongres AS. Apalagi, lanjutnya, selama ini komunikasi Presiden Prabowo Subianto dengan Presiden Donald Trump sangatlah lancar dan konstruktif.
“Kita melihat sendiri bagaimana Presiden Trump dalam berbagai kesempatan memuji Presiden Prabowo, termasuk atas keterlibatannya dalam mengupayakan perdamaian di Jalur Gaza, Palestina. Oleh karenanya, atas hubungan baik ini, akan sangat bermanfaat apabila Presiden Prabowo dapat mengkomunikasikan permasalahan tersebut dengan Presiden Trump. Dan bila perlu, apabila inisiatif ini terus bergulir, agar Presiden Trump diingatkan untuk mengeluarkan veto menolaknya,” paparnya.
Selain komunikasi langsung dengan Presiden Trump, lanjut HNW, Pemerintah Indonesia juga perlu memastikan agar negara-negara Islam yang tergabung dalam OKI untuk mengambil langkah-langkah strategis dan terukur agar inisiatif provokatif tersebut bisa dihentikan. “OKI perlu mengambil peran yang konkret dan strategis dalam menanggapi persoalan ini secara sangat serius, untuk menyelamatkan masjid alAqsha.
“Apalagi karena memang untuk itulah dahulu pada tahun 1969 negara Islam menyepakati mendirikan OKI untuk bela dan selamatkan masjid alAqsha yang dibakar oleh ekstrimis dari Israel,” pungkasnya.