Indonesia dan Kepemimpinan Dunia Islam

 Indonesia dan Kepemimpinan Dunia Islam

Oleh: Musni Umar, Sosiolog dan Rektor Universitas Ibnu Chaldun Jakarta

Saat ini Presiden RI Joko Widodo sedang melakukan kunjungan kenegaraan di beberapa negara.  Setidaknya tiga negara yang mayoritas berpenduduk Muslim yang dikunjungi yaitu Pakistan, Banglades dan Afganistan.

Kita memberi apresiasi kepada  Presiden Jokowi  yang telah melakukan kunjungan kenegaraan tersebut.  Akan tetapi, perlu diberi gambaran kepada publik Indonesia tentang pengaruh politik Indonesia di dunia Islam.

Sebagaimana diketahui bahwa kepemimpinan IndonesIa di dunia Islam sangat dipengaruhi oleh kekuatan ekonomi dan ilmu pengetahuan  di dalam negeri. Umat Islam di Indonesia merupakan terbesar di  dunia Islam, akan tetapi lemah dalam bidang ekonomi dan ilmu pengetahuan.

Dampaknya pengaruh kepemimpinan  Indonesia di dunia Islam apalagi di dunia internasional tidak signifikan.  Umat Islam yang besar dan terbesar di dunia Islam,  tidak memberi pengaruh besar dalam percaturan politik di dunia Islam apalagi di dunia internasional.

Pertanyaannya, apa yang harus dilakukan pemerintah dan para pemimpin Islam Indonesia hari ini dan di masa depan.

Pertama,  para pemimpin Islam harus memahami masalah utama umat Islam di Indonesia, sehingga tidak terjebak pada masalah sepele yang akhirnya jadi isu untuk memecah belah antar pemimpin Islam yang akan berdampak pada perpecahan di masyarakat. Masalah utama yang dihadapi adalah ketidakadilan dalam segala bidang terutama dalam bidang ekonomi.

Untuk mecahkan masalah tersebut, maka para pemimpin Islam di Indonesia harus menjadikan ekonomi sebagai prioritas dalam perjuangan karena  hal tersebut telah menjadi isu yang sangat sensitif sebab perasaan ketidakadilan telah merasuk ke seluruh bangsa Indonesia yang mayoritas Muslim. Selain itu, memberi fokus perhatian pada pengembangan kualitas sumber daya manusia melalui pendidikan.

Kedua, para pemimpin Islam dari berbagai organisasi Islam, sudah tidak efektif jika hanya menceramahi masyarakat tanpa dakwah bilhal (secara nyata misal dalam bidang ekonomi)  Oleh karena itu, saya mengusulkan supaya setiap ormas Islam di pusat dan daerah, ada desa/lurah binaan. Yang dilakukan di desa binaan ialah memajukan kesejahteraan masyarakat dan mencerdaskan masyarakat dengan memberi beasiswa).

Ketiga, para pemimpin Islam di seluruh lapisan dari pusat sampai daerah harus menggunakan media sosial sebagai sarana dakwah, amar ma’ruf dan nahi munkar untuk memajukan dan mempersatukan masyarakat.

Keempat, para pemimpin Islam harus terus menyuarakan pemihakan kepada masyarakat di Indonesia dan di dunia Islam dalam masalah keadilan, kebenaran dan kemanusiaan.

Kelima, para pemimpin Islam harus
selalu berusaha mewujudkan trilogi kerukunan, yaitu kerukunan antar sesama umat Islam, kerukunan dengan  umat lain dan kerukunan dengan pemerintah.

Trilogi kerukunan penting dilakukan karena umat Islam yang masih lemah, sulit bangkit dan maju jika tidak didukung (di support) oleh pemerintah.

Untuk menjadikan Indonesia sebagai negara yang kuat dan disegani di dunia Islam pada khususnya dan di dunia internasional pada umumnya, maka pemerintah dan para pemimpin Islam harus mewujudkan dua hal yaitu fokus pada pendidikan dan ekonomi.

Pemerintah dan para pemimpin Islam harus memberi perhatian yang sebesar-besarnya pada pengembangan sumber daya manusia melalui pendidikan.  Pendidikan formal untuk semua (education for all) harus jadi prioritas dalam pembangunan.  Instrumennya adalah pendidikan gratis dan pemberian beasiswa bagi mereka yang miskin dan tidak mampu.  Disamping itu, pelatihan kepakaran (keahlian) kepada setiap warga negara Indonesia (WNI) sehingga tidak ada WNI yang tidak mempunyai kepakaran (keahlian).

Selain itu, memberi perhatian pada pengembangan ekonomi rakyat.  Ekonomi rakyat harus bangkit dan maju, karena pada dasarnya ekonomi rakyat merupakan pilar utama ekonomi Indonesia.

Pada saat terjadi krisis ekonomi tahun 1997, penyangga ekonomi nasional adalah ekonomi rakyat.  Akan tetapi, setelah krisis ekonomi berlalu, penguasa. []

Facebook Comments Box