Kehadiran Cak Imin di Pelantikan Paus Leo Langkah Tepat Presiden Prabowo

 Kehadiran Cak Imin di Pelantikan Paus Leo Langkah Tepat Presiden Prabowo

JAKARTA — Kerapatan Indonesia Tanah Air (KITA) menyampaikan apresiasi yang tinggi atas kehadiran Menteri Koordinator Bidang Pemberdayaan Masyarakat (Menko PMRI) sekaligus Ketua Umum PKB, H. A. Muhaimin Iskandar (Cak Imin), dalam pelantikan Paus Leo XXIV di Vatikan.

Kehadiran tokoh penting dari Indonesia dalam momentum bersejarah umat Katolik tersebut bukan hanya mencerminkan hubungan diplomatik yang hangat antara Indonesia dan Takhta Suci Vatikan, tetapi juga memperlihatkan kesungguhan Indonesia sebagai negara berpenduduk mayoritas Muslim dalam menjunjung tinggi nilai toleransi dan kebersamaan antarumat beragama.

Taufik Rahzen, budayawan nasional dan Ketua Majelis Hikmah KITA, menilai langkah Cak Imin ini sebagai bagian dari diplomasi kebudayaan Indonesia. “Kehadiran Menko PM bukan sekadar simbol politik, tetapi lebih dalam sebagai representasi spiritualitas Indonesia yang terbuka terhadap keberagaman global,” ujarnya saat dihubungi wartawan, Selasa (20/4).

Menurut Taufik, Vatikan bukan sekadar tempat upacara keagamaan, melainkan juga ruang dialog transnasional bagi nilai-nilai kemanusiaan. “Indonesia dengan wajah Islam Nusantaranya menunjukkan kehadiran yang tidak defensif, tapi proaktif dalam membangun jembatan antariman,” tambahnya.

Sementara itu, Handi Jatna, tokoh lintas iman dari Banten yang juga anggota Majelis Hikmah KITA, turut memberikan apresiasi terhadap kehadiran Cak Imin. Menurutnya, ini menunjukkan bahwa Indonesia telah sampai pada tahap kematangan politik dan kebangsaan yang inklusif.

“Cak Imin adalah tokoh muda, lahir dari tradisi Nahdlatul Ulama, memimpin partai besar, dan kini dipercaya sebagai Menko PM. Beliau memahami pentingnya relasi lintas iman dalam menjaga harmoni bangsa. Saya melihat ini sebagai langkah tepat dari Presiden Prabowo,” kata Handi.

Lebih lanjut, Handi meyakini bahwa kehadiran pejabat tinggi Indonesia dalam forum keagamaan global akan memperkuat posisi Indonesia sebagai contoh negara demokrasi yang damai, toleran, dan religius. “Ini bukan hanya diplomasi politik, tetapi juga diplomasi batin,” tuturnya.

KITA menilai bahwa langkah ini selaras dengan misi kebangsaan yang terus diperjuangkan: membangun Indonesia yang damai, inklusif, dan bermartabat di tengah keberagaman. Kehadiran pemerintah dalam ruang keagamaan lintas iman adalah bentuk nyata dari keberpihakan pada nilai kemanusiaan universal.

KITA sebagai gerakan kebangsaan berbasis kerakyatan menegaskan pentingnya harmoni dalam kehidupan beragama sebagai fondasi persatuan nasional. Dalam konteks globalisasi dan meningkatnya ekstremisme, simbol-simbol seperti ini menjadi penting untuk memperkuat narasi perdamaian.

Untuk diketahui Kerapatan Indonesia Tanah Air (KITA) adalah organisasi kemasyarakatan yang beranggotakan tokoh-tokoh lintas agama, etnis, dan profesi. KITA hadir untuk memperkuat nilai-nilai kebangsaan, spiritualitas publik, serta memperjuangkan keadilan sosial melalui pendekatan dialogis dan kultural. Saat ini, KITA dipimpin oleh KH. Maman Imanulhaq sebagai Ketua Umum. Beliau dikenal sebagai tokoh Nahdlatul Ulama yang aktif di parlemen serta konsisten dalam isu-isu kemanusiaan, kebangsaan, dan keagamaan. Di bawah kepemimpinannya, KITA menjadi ruang bertemunya suara-suara arif lintas golongan demi Indonesia yang lebih adil dan bermartabat.

Facebook Comments Box