Mahathir PM Lagi, Anwar Bakal PM Malaysia
Tun Mahathir Mohamad yang berkoalisi dengan Anwar Ibrahim, telah memenangkan 119 kursi parlemen, sementara Barisan Nasional (BN) 78.
Oleh: Musni Umar, Pengamat Sosial Malaysia dan Rektor Univ. Ibnu Chaldun Jakarta
Pilihan Raya Umum (PRU) ke 14 tahun 2018 di Malaysia yang disebut di Indonesia Pemilihan Umum (Pemilu) telah menjadi kuburan bagi Barisan Nasional (BN) yang telah berkuasa selama 67 tahun lamanya sejak Malaysia merdeka dari Inggris tahun 1957.
Selama 13 kali Pemilu di Malaysia, Barisan Nasional selalu menang. Akan tetapi, kepemimpinan Datuk Najib Tun Razak yang banyak dipengaruhi isterinya yang hedonis dan kasus dugaan korupsi 1MDB sebesar 681 juta dolar Amerika Serikat telah memberi citra negatif terhadap Datuk Najib Tun Razak sebagai Perdana Menteri Malaysia dan Presiden Barisan Nasional.
Dampaknya, masyarakat muak dan ingin ada perubahan kekuasaan di Malaysia. Ekspresi itu mengemuka dalam Pilihan Raya Umum (PRU) ke 14.
Hasil sementara Pemilu ke 14 di Malaysia, Pakatan Harapan (PH) yang dipimpin Tun Mahathir Mohamad yang berkoalisi dengan Anwar Ibrahim, telah memenangkan 119 kursi parlemen, sementara Barisan Nasional (BN) 78.
Dengan demikian, Pakatan Harapan (PH) yang merupakan oposisi sesuai undang-undang di Malaysia sudah mencukupi syarat untuk membentuk pemerintahan karena jumlah anggota parlemen 222. Jika salah satu dari dua kubu yaitu BN atau PH berhasil memenangkan 112 kursi parlemen dalam Pemilu, maka boleh membentuk pemerintahan.
Dengan perolehan PH sebesar 119 kursi parlemen, maka Tun Mahathir Mohamad telah memenangkan Pemilu ke 14 Malaysia dan akan dilantik menjadi Perdana Malaysia lagi dan Wan Azizah, isteri Anwar Ibrahim menjadi Wakil Perdana Malaysia.
Anwar Akan Jadi PM
Kemenangan partai oposisi di Malaysia dalam Pemilu ke 14, sangat ditentukan oleh bersatunya Mahathir Mohamad dan Anwar Ibrahim dalam melawan Najib Tun Razak yang memimpin BN.
Bersatunya dua kekuatan politik di Malaysia yaitu Mahathir dan Anwar telah memberi keberanian kepada etnis Melayu yang merupakan mayoritas penduduk di Malaysia untuk meninggalkan BN dalam pemilu ke 14 dan memilih partai-partai politik yang tergabung di Pakatan Harapan (PH).
Selama ini etnis Melayu sangat loyal memilih BN dalam setiap Pemilu di Malaysia, karena pilar utama BN adalah partai UMNO (United Malay National Organization), yang dari waktu ke waktu secara politik membela etnis Melayu.
Akan tetapi, kasus korupsi yang menghadang Najib Tun Razak, meningkatnya biaya hidup di Malaysia akibat naiknya harga minyak (petrol), prilaku hedonis isteri Najib, meningkatnya ketegangan sosial dan banyaknya masalah sosial yang terjadi, telah dijadikan senjata bagi oposisi untuk menciptakan citra negatif bagi PM Najib dan Barisan Nasional.
Dengan kemenangan oposisi dalam Pemilu ke 14 di Malaysia, maka Anwar Ibrahim agar segera dibebaskan dari penjara.
Jika semuanya berjalan lancar, maka isteri Anwar Ibrahim Wan Azizah akan mundur sebagai anggota Parlemen dan akan dilakukan Pemilu sela. Anwar Ibrahim dipastikan akan bertanding dalam Pemilu sela menggantikan Wan Azizah, untuk kemudian menggantikan Wan Azizah sebagai anggota Parlemen dan juga Wakil Perdana Menteri Malaysia. Pada saatnya sesuai kesepakatan antara Tun Mahathir dan Anwar Ibrahim, maka bakal dilantik menjadi PM Malaysia.
Wallahu yu’ tii mulkahu man yasyaa (Dan Allah memberi kerajaannya (kekuasaanNya) kepada siapa yang Dia kehendaki.
Dan sesuai firman Allah dalam surah Ali Imran ayat 26: Katakanlah Wahai Allah pemilik kerajaan (kekuasaan), Dia memberi kerajaan kepada siapa yang Dia kehendaki, dan mencabut kerajaan kepada siapa yang Dia kehendaki. Dia memuliakan dan menghinakan kepada siapa yang Dia kehendaki. DitangaMu kebaikan. Sesungguhnya Engkau maha kuasa atas segala sesuatu.
Allahu a’lam bisshawab