PBB-P2 Naik 300 Persen dan Ajakan Patungan Perbaiki Jalan, Ketua Mahasiswa Bone DKI Jakarta: Pemerintah Boros Seremoni, Miskin Kreasi Menggali Potensi Daerah

 PBB-P2 Naik 300 Persen dan Ajakan Patungan Perbaiki Jalan, Ketua Mahasiswa Bone DKI Jakarta: Pemerintah Boros Seremoni, Miskin Kreasi Menggali Potensi Daerah

JAKARTA  – Kebijakan kenaikan Pajak Bumi dan Bangunan Perdesaan dan Perkotaan (PBB-P2) hingga 300% di Kabupaten Bone, Sulawesi Selatan terus menuai gelombang protes. Isu ini semakin panas saat Wakil Bupati Bone Andi Akmal Pasluhdin mengajak perantau asal Bone untuk patungan memperbaiki jalan rusak dengan alasan kebutuhan dana mencapai Rp4 triliun.

Untuk itu, Ketua Mahasiswa Bone Wilayah DKI Jakarta, Yusril Ihza Mahendra menyebut langkah pemerintah daerah tersebut kontradiktif dan menimbulkan pertanyaan besar tentang pengelolaan APBD serta prioritas kebijakan.

“PBB-P2 dinaikkan hingga 300% jelas sudah mencekik masyarakat. Lalu pemerintah meminta perantau patungan memperbaiki jalan, padahal setiap tahun APBD habis untuk seremoni, perjalanan dinas, dan rapat ke Jakarta yang hasilnya minim untuk rakyat. Kemana APBD dan uang pajak yang dibayar rakyat?” kata Yusril kepada wartawan, Jakarta, Jumat (15/8/2025).

Menurut Yusril, Pemkab Bone terlalu banyak menghabiskan anggaran untuk kegiatan seremonial dan kunjungan luar daerah. Namun, Pemkab Bone miskin kreasi dalam menggali potensi lokal yang bisa meningkatkan pendapatan asli daerah.

“Kami di perantauan sudah berjuang sendiri tanpa bantuan pemerintah. Ketika daerah butuh, perantau diajak patungan. Padahal yang seharusnya dilakukan pemerintah adalah kreatif mengelola potensi daerah, bukan membebankan masalah ke rakyat,” ujarnya.

Lebih lanjut, Yusril menegaskan, kenaikan pajak tanpa transparansi dan peningkatan pelayanan publik hanya akan memperlebar jurang ketidakpercayaan antara rakyat dan pemerintah.

“Pemerintah harus bijak. Jangan menaikkan pajak di satu sisi, tapi di sisi lain menghamburkan APBD untuk seremoni dan rapat yang tak jelas hasilnya. Pajak naik, pelayanan nol, rakyat diminta patungan – ini ironi yang memalukan,” tutup Yusril.

Facebook Comments Box