Fadli Zon: Blokade Qatar Itu Tindakan Sewenang-wenang

 Fadli Zon: Blokade Qatar Itu Tindakan Sewenang-wenang

QOTAR – Wakil Ketua DPR RI Fadli Zon melangsungkan pertemuan dengan Ketua Parlemen Qatar H.E. Ahmed bin Abdullah bin Zaid Al Mahmoud, di gedung Parlemen Qatar.

WakilKetua DPR RI Fadli Zon didampingi oleh sejumlah anggota DPR RI Biem Benjamin (Fraksi Gerindra), Kartika Yudhisti (Fraksi PPP), OO Sutisna (Fraksi Gerindra), dan Duta Besar Indonesia Basir Sidehabi. Fadli Zon mengungkapkan pertemuan tersebut berjalan sangat produktif. Sejumlah kesepakatan berhasil tercapai oleh parlemen kedua negara.

“Ketua Parlemen Qatar H.E. Ahmed bin Abdullah bin Zaid Al Mahmoud, berterima kasih atas kedatangan Parlemen Indonesia ke Qatar. Parlemen Qatar juga mengapresiasi sikap objektif Indonesia dalam melihat konflik Teluk. Menurut mereka, hal ini mencerminkan kedewasaan dan kebijaksanaan Indonesia,” kata Fadli.

“Kepada delegasi parlemen Indonesia, Ketua Parlemen Qatar H.E. Ahmed bin Abdullah bin Zaid Al Mahmoud menjelaskan sikap Qatar yang tidak akan terprovokasi oleh kebijakan blokade negara tetangga. Termasuk ketika ada pesawat tempur satu negara tertentu melintasi wilayah udara Qatar tanpa izin,” sambungnya.

Meski demikian, ujar Fadli, pada saat yang sama Qatar juga tidak bisa didikte oleh negara manapun. Itulah alasan kenapa Qatar menolak 13 syarat yang disodorkan, agar kebijakan blokade dicabut. Itu bentuk intervensi terhadap kebijakan politik dan kedaulatan suatu negara. Menurut parlemen Qatar, solusi krisis Teluk dapat tercapai tanpa harus disertai syarat apapun.

Selain itu, lanjutnya, Qatar tetap akan berpegang pada hasil investigasi UN yang menyatakan blokade oleh negara-negara tetangga, adalah satu tindakan ilegal dan sewenang-wenang. Bahkan sudah tergolong economic crime.

Menurut Fadliz Qatar menegaskan, blokade tak akan mengubah komitmen yang sudah dibangun dengan semua negara. Termasuk komitmen dengan negara-negara yang memblokade. Karena hal itu hanya akan mengorbankan kehidupan rakyat.

“Ketua Parlemen H.E. Ahmed bin Abdullah bin Abdullah bin Zaid Al Mahmoud mencontohkan, Qatar memiliki kontrak memasok gas kepada UEA yang digunakan untuk elektrifikasi. Dan kontrak ini tetap Qatar jalankan meski UEA memblokade Qatar. Sebab jika dibatalkan, yang akan menjadi korban adalah masyarakat banyak.”

Berikut tanggapan Fadli Zon usai kunjungan ke Qotar:

Mewakili delegasi parlemen Indonesia, saya menyampaikan bahwa kebijakan blokade dari sejumlah negara tetangga terhadap Qatar, adalah satu keputusan yang sangat disesalkan. Saya sependapat dengan hasil investigasi dari United Nations’ Office of the High Commissioner for Human Rights (UN-OHCHR), yang menyatakan blokade terhadap Qatar adalah tindakan sewenang-wenang yang melanggar hak asasi manusia. Sehingga, blokade ini harus segera dihentikan.

Dalam hubungan antar kedua parlemen, saya menyampaikan usulan pembentukan kerja sama bilateral, _friendship group_. Saat ini DPR RI telah memiliki friendship group bersama lebih dari 50 negara. Namun dengan Qatar, hingga saat ini kita belum membentuknya. Padahal sudah banyak aktifitas kerja sama yang terjalin. Dengan adanya friendship group , wadah ini akan semakin memperlancar semua tindak lanjut kerja sama yang telah terbangun.

Dalam kesempatan ini, sebagai Presiden Global Organization of Parliamentarians Against Corruption (GOPAC), saya juga mengundang keterlibatan Parlemen Qatar dalam keanggotaan GOPAC. Untuk kawasan Arab, saat ini sudah ada 11 negara yang bergabung, yaitu Kuwait, Algeria, Bahrain, Mesir, Iraq, Jordan, Libanon, Libya, Maroko, Palestina, dan Yaman. Dengan masuknya Parlemen Qatar ke dalam GOPAC, hal ini akan semakin memperkuat peran GOPAC dalam upaya pemberantasan korupsi di kawasan.

Ketua Parlemen Qatar H.E. Ahmed bin Abdullah bin Zaid Al Mahmoud, menyambut baik semua usulan-usulan di atas. Parlemen Qatar menyatakan kesediaannya untuk bergabung dengan GOPAC. Karena sebenarnya, Parlemen Qatar juga sudah lama berencana bergabung dengan GOPAC. Pertemuan ini menurut Ketua Parlemen Qatar, menjadi kesempatan yang tepat untuk menjalankan rencana tersebut.

Terkait dengan pembentukan group kerja sama antar parlemen, Ketua Parlemen Qatar ingin agar wadah tersebut dapat segera terbentuk. Akhirnya, ia menawarkan agar dalam pertemuan ini secara langsung juga bisa diresmikan pembentukan friendship group tersebut. H.E. Ahmed bin Abdullah bin Zaid Al Mahmoud, yakin bahwa pembentukan group kerja sama antar parlemen, akan membawa dampak yang lebih positif bagi hubungan kedua parlemen.

Sebagai tindak lanjut berikutnya, saya mengundang ketua Parlemen Qatar H.E. Ahmed bin Abdullah bin Zaid Al Mahmoud, untuk melakukan kunjungan balasan ke Indonesia. Indonesia memiliki peluang investasi yang besar bagi Qatar. Baik Parlemen Indonesia dan Parlemen Qatar berharap, pertemuan hari ini yang telah berjalan sangat produktif, dapat semakin meningkatkan kualitas hubungan dan kerja sama kedua negara.

Dr. Fadli Zon, M.Sc.
Wakil Ketua DPR RI, Wakil Ketua Umum DPP Partai Gerindra

Facebook Comments Box