Reposisi Perjuangan Aktivis Islam di Tengah Massifnya Islamophobia

 Reposisi Perjuangan Aktivis Islam di Tengah Massifnya Islamophobia

JAKARTA – Koordinator Nasional Korps HMI-Wati (KORNAS KOHATI) kerjasama dengan Back to Muslim Community (BMI) menyelenggarakan kegiatan Focus Group Discussion dan Buka Puasa Bersama pada tanggal 9 Juni 2018 di kantor Dagang Syarikat Islam yang dihadiri 30 peserta dari beberapa elemen organisasi pergerakan keperempuanan.

Menurut Apri Hardiyanti selaku Ketua KORNAS KOHATI, acara ini diadakan sebagai bentuk keprihatinan atas banyaknya persekusi yang terjadi dikalangan aktivis muslim.

Media begitu tajam membombardir pemberitaan akan maraknya radikalime dikalangan mahasiswa. Keadaan ini memicu diadakannya FGD untuk menjawab stigma yang makin liar menggelinding.

FGD merupakan forum ntuk mengajak mahasiswa berdiskusi mendalam dan bebas untuk menggali informasi bagaimana menposisikan kembali arah perjuangan agar lurus dan tetap pada koridor kecintaan pada Negara Republik Indonesia.

Ia berharap, dengan dilaksanakannya kegiatan FGD ini menjadi platform baru pergerakan mahasiswa Indonesia yang lebih solutif, lebih ramah dan bermartabat, tandas Apri.

Focus Group Discussion ini mengangkat tema “Reposisi Perjuangan Aktivis Muslim ditengah Massifnya Islamophobia” ini diawali oleh pembacaan kalam ilahi, dan pemantik diskusi adalah Fika Komara, penulis buku Muslimah Negarawan.

Fika Komara menyatakan bahwa terdapat fitnah atas perjuangan aktivis muslim dan sebagai contoh, Fika yang juga aktif sebagai peneliti ini menguraikan pasca teror akhir bulan sya’ban.

“Pemerintah merilis beragam peraturan, muilai dari terbitnya undang-undang anti terorisme, rilis daftar muballig aman, pengawasan ketat sosmed mahasiswa, dan penerbitan kampus yang terpapar radikalisme,” kata Fika.

Dalam sesi diskusi selanjutnya, peserta antusias memberi pandangan dan pertanyaan, bagaimana menghidupkan semangat mahasiswa dalam aktivitas gerakan.

Selanjutnya menjelang buka puasa, diskusi semakin meningkat eskalasinya dengan munculnya tantangan dari peserta FGD bagimana membuat grand desain yang lebih komprehensif dalam menyajikan solusi atas riuhnya Islamophobia. (Apri)

Facebook Comments Box