Resesi Demokrasi, Mungkinkah Terjadi di Indonesia?

 Resesi Demokrasi, Mungkinkah Terjadi di Indonesia?

Istilah resesi Demokrasi merupakan masalah yang super serius, kata resesi dikaitkan dengan bidang apa saja selalu memberikan kesan negatif terhadap bidang tersebut, bila dikaitkan dengan demokrasi maka resesi menandakan demokrasi mengalami kemunduran serius, resesi ini bisa saja berujung pada matinya demokrasi. Bagaimana dalam konteks Indonesia, apakah resesi demokrasi sedang terjadi? atau pernah terjadi namun kini demokrasi kita telah sembuh dari resesi?

Resesi Demokrasi dimulai dengan dihambatnya secara perlahan bagian-bagian inti dari demokrasi, seperti kebebasan menyampaikan kritik, kepastian hukum termasuk pemberantasan korupsi. Jika semua bagian inti demokrasi mampu berjalan dengan baik maka hal itu pertanda demokrasi sedang baik-baik saja.

Dalam konteks Indonesia, kebebasan menyampaikan kritik tidak bisa disebut berada dalam kondisi yang baik, hal ini dibuktikan dengan maraknya pembungkaman kepada kelompok kritis yang mengkritik kekuasaan, pembungkaman ini memang tidak secara langsung dilakukan oleh penguasa, tapi oleh kelompok-kelompok yang keberadaannya sengaja disamarkan. Misalnya pembungkaman melalui dunia maya dengan mengerahkan buzzer untuk menyerang pihak yang melakukan kritik, bahkan sampai pada tindakan meng-hack akun media sosial orang-orang yang mengkritik kekuasaan. Tindakan ini terus berulang, artinya ada pembiaran, padahal seharusnya pemerintah bergerak cepat mengatasi hal ini, demokrasi tidak bisa dikatakan sehat hanya karena yang melakukan pembungkaman bukan penguasa secara langsung, pembungkaman diantara sesama kelompok masyarakat sipil juga menunjukkan demokrasi yang tidak sehat.

Bukti kemunduran demokrasi juga bisa dilihat dari tindakan pemerintah yang tidak serius membenahi/menguatkan KPK. Lembaga antikorupsi mengalami serangan pelemahan yang serius, mulai dari revisi UU KPK yang praktis mengamputasi kewenangan KPK hingga pemecatan terhadap pegawai KPK dengan dalih TWK, sebuah tes yang sangat kontroversial, dan tes ini berhasil menyingkirkan orang-orang yang berintegritas di KPK. Korupsi adalah musuh terbesar demokrasi, melemahkan KPK adalah cara terbaik untuk membunuh demokrasi.

Berdasarkan data dari The Economist Intelligence Unit, peringkat demokrasi Indonesia terus mengalami penurunan paling tidak selama tiga tahun terakhir. Indonesia sempat berada di peringkat 48 dari 167 negara namun akhirnya merosot ke peringkat 64 dengan skor rendah, hanya 6,39. Dengan peringkat tersebut Indonesia berada pada kategori flawed democracies (negara yang demokrasinya tergolong cacat). Tentu ini bukan kabar baik bagi demokrasi diperjuangkan dengan susah payah.

Kita sah-sah saja berdebat tentang resesi atau tidak resesinya demokrasi di Indonesia, tetapi fakta-fakta yang terbentang tentang semakin melemahnya demokrasi kita tidak bisa dibantah, dibandingkan sibuk berdebat lebih baik seluruh komponen anak bangsa berjuang mencegah agar demokrasi tidak semakin terjatuh ke dalam jurang resesi.

Zaenal Abidin Riam
Pengamat Kebijakan Publik/Koordinator Presidium Demokrasiana Institute

Facebook Comments Box