Hetifah Soal Program Digitalisasi Pembelajaran di Jakarta: Konten Itu Sebenarnya Tidak Harus Terpusat

 Hetifah Soal Program Digitalisasi Pembelajaran di Jakarta: Konten Itu Sebenarnya Tidak Harus Terpusat

JAKARTA— Ketua Komisi X DPR RI dari Fraksi Partai Golkar Hetifah Sjaifudian angkat suara terkait rencana pemerintah akan membuka studio konten program pembelajaran digital di Jakarta. Program digitalisasi pembelajaran tersebut diupayakan melalui penggunaan interactive flat panelatau papan interaktif digital.

Menurut Hetifah, program ini jangan sampai membuat produksi materi ajar menjadi terpusat. Ia menekankan pentingnya model yang partisipatif serta memungkinkan guru-guru dari berbagai daerah ikut berkontribusi, sehingga kualitas konten dapat meningkat tanpa mengabaikan kebutuhan peningkatan kompetensi guru.

“(Pembuatan) konten itu sebenarnya tidak harus terpusat. Sekarang sudah ada Rumah Pendidikan, nah itu sebenarnya adalah pusat pembuatan konten. Banyak yang sudah digunakan, bukan hanya oleh siswa tetapi juga oleh guru dan orang tua. Jadi, Rumah Pendidikan itu (diperuntukkan) bagi semua pemangku kepentingan,” kata Hetifah kepada wartawan, Jakarta, Rabu (19/11/2025)

Hetifah menjelaskan, perangkat digital seperti panel interaktif memungkinkan pembelajaran dilakukan secara kolektif di kelas, sementara konten untuk ponsel atau tablet memberi ruang belajar mandiri. Ke depan, menurutnya, produksi konten justru dapat bersifat kolaboratif. Sumber materi dapat datang dari berbagai daerah, kemudian dikurasi atau disesuaikan oleh studio pusat sebelum disebarkan kembali ke seluruh sekolah.

“(Di studio terpusat), setiap guru bahkan bisa membuat konten untuk guru lain. Bisa jadi dari daerah pun mengirimkan konten, nanti mungkin sedikit diedit (untuk) disesuaikan. Jadi, studio ini sebagai semacam full of resources,” kata Politisi Fraksi Partai Golkar ini.

Dengan pendekatan seperti itu, sekolah-sekolah yang gurunya memiliki keterbatasan dalam bidang tertentu tetap dapat menyediakan materi ajar berkualitas. Hetifah mencontohkan konten interaktif tentang cara kerja jantung yang dinilai sangat membantu guru dan memudahkan anak-anak memahami materi secara visual. Menurutnya, keberadaan konten standar akan membantu mengurangi ketergantungan berlebih pada kompetensi guru semata.

Namun demikian, Hetifah mengingatkan bahwa perangkat digital hanya akan efektif jika guru mampu menggunakannya. Tantangan terbesar, kata dia, adalah memastikan para pendidik memiliki keterampilan dasar yang mumpuni. Oleh karena itu, digitalisasi harus dibarengi dengan dukungan infrastruktur serta perawatan perangkat yang memadai.

“Panelnya (harus) sampai dengan baik, bisa dirawat dengan baik, bisa digunakan, disertai sarana prasarana dan infrastruktur lain, misalnya listrik dan internet,” tuturnya.

Ia juga menyoroti perlunya sinkronisasi antara digitalisasi dan revitalisasi ruang belajar. Ruang kelas yang ditingkatkan kualitasnya akan membuat penggunaan panel interaktif menjadi lebih optimal.

“Kalau bisa papan ini ditempatkan di ruangan yang memang sesuai, agar anak-anak bisa menggunakan dengan sarana prasarana yang baik. Jadi, revitalisasi harus beriringan dengan digitalisasi,” imbuhnya.

Hetifah menilai langkah ini merupakan lompatan besar bagi dunia pendidikan, asalkan sejumlah catatan perbaikan tetap diperhatikan agar manfaat digitalisasi dapat dirasakan secara merata oleh seluruh sekolah.

Facebook Comments Box