Akademisi UHAMKA Nilai Prabowo Gegabah Terima Laporan Menteri soal Kelangkaan Gas LPG 3 Kg Rugikan Rakyat

 Akademisi UHAMKA Nilai Prabowo Gegabah Terima Laporan Menteri soal Kelangkaan Gas LPG 3 Kg Rugikan Rakyat

JAKARTA – Akademisi Universitas Prof. Dr. Hamka (UHAMKA) Jakarta, Agung Adiputra, melontarkan kritik tajam terhadap Presiden Prabowo Subianto dan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Bahlil Lahadalia terkait kebijakan distribusi gas LPG 3 kg. Ia menilai kebijakan ini diambil secara gegabah tanpa kajian mendalam, sehingga berpotensi menyengsarakan rakyat kecil.

“Kebijakan ini ugal-ugalan tanpa kajian. Gas LPG 3 kg adalah kebutuhan pokok masyarakat yang distribusinya berjalan melalui skema ekonomi kemasyarakatan. Namun, para pejabat yang mengusulkan perubahan sistem ini tidak mengkaji lebih dahulu bagaimana dampaknya di lapangan,” ujar Agung dalam pernyataannya.

Menurutnya, kebijakan ini menunjukkan bahwa pemerintah hanya membuat keputusan berdasarkan asumsi tanpa memahami realitas di masyarakat. Ia menuding Menteri ESDM Bahlil Lahadalia sebagai sosok yang gagal dalam merumuskan kebijakan yang berpihak pada rakyat.

“Para pejabat ini seperti katak dalam tempurung, membuat kebijakan dari ruang tertutup tanpa memahami kondisi nyata di masyarakat,” kritiknya.

Agung juga menyoroti bahwa Kementerian ESDM hanya berfokus pada kenaikan harga tanpa mempertimbangkan sistem ekonomi kemasyarakatan yang sudah terbentuk.

“Jika pola perumusan kebijakan ini terus dibiarkan, ia memperingatkan bahwa dampaknya bisa merusak stabilitas ekonomi rakyat kecil dan ekonomi nasional,” katanya.

Ia menegaskan bahwa kebijakan yang diambil tanpa kajian ini terbukti keliru dengan keputusan Presiden Prabowo yang akhirnya mengembalikan sistem distribusi gas LPG 3 kg ke format lama.

“Hal ini menunjukkan bahwa sejak awal pemerintah tidak memiliki strategi yang matang dalam merumuskan kebijakan,” sesalnya.

Lanjutnya, kebijakan yang tidak terukur ini menjadi bukti bahwa pemerintah bekerja tanpa kajian yang jelas.

“Setelah menimbulkan keresahan di masyarakat, akhirnya presiden mengembalikan sistem distribusi ke format lama. Ini bukan hanya membuktikan bahwa kebijakan awalnya keliru, tapi juga menunjukkan bahwa pemerintah kerap bertindak gegabah,” tegasnya.

Agung mendesak Presiden Prabowo untuk segera mengevaluasi Menteri Bahlil dan jajaran terkait agar kejadian serupa tidak terulang.

“Kebijakan yang menyangkut hajat hidup rakyat tidak boleh dibuat sembarangan tanpa kajian komprehensif,” tutupnya.

Facebook Comments Box