Panggung Belakang yang Gelap

 Panggung Belakang yang Gelap

Derasnya arus informasi menyebabkan semakin banyak masyarakat Indonesia yang mengetahui situasi kebangsaan, mulai dari politik, ekonomi, hingga sosial.

Hasilnya masyarakat menjadi semakin intens membincang isu politik, ekonomi, dan sosial dalam interaksi keseharian mereka, ketiga isu ini tidak lagi menjadi konsumsi elit, tapi juga telah menjadi perbincangan masyarakat di warkop pinggir jalan sambil ditemani segelas kopi hangat.

Jika diamati secara seksama, pada dasarnya isu politik, ekonomi, dan sosial yang menjadi perbincangan masyarakat hanya bentuk permukaan saja, hanya wajah depan saja sedangkan panggung belakang dari isu tersebut tidak tersentuh. Panggung belakang adalah tempat merekayasa tampilan depan yang akan nampak ke tengah masyarakat, panggung belakang merupakan tempat untuk mengatur agar cukup dua kandidat saja yang bertarung dalam pilpres, panggung belakang adalah tempat Kong kali kong untuk merumuskan pelemahan KPK. Singkatnya panggung belakang seringkali menjadi ruang gelap untuk merumuskan agenda-agenda gelap, agenda yang merusak bangsa.

Di panggung belakang, para oligarki dan pejabat yang haus kekuasaan menyepakati kongsi untuk kepentingan masing-masing, di panggung belakang, para taipan berkongsi dengan para caleg yang minim gagasan dan pengalaman namun sangat ingin mengatasnamakan diri sebagai wakil rakyat padahal ia hanya mewakili agenda pribadinya.

Aktifitas di panggung belakang memang susah terlacak, semuanya diatur secara rapi dan rahasia, padahal dari panggung inilah semua kegaduhan di ruang publik diatur sedemikian rupa, isu kontroversial dan memicu perdebatan luas di tengah masyarakat tidak jarang dikendalikan dari panggung belakang, saat masyarakat ramai memperdebatkan isu itu, boleh jadi orang di panggung belakang sedang duduk manis menonton perdebatan tersebut sambil sesekali tersenyum menandakan kepuasan terhadap rumusannya.

Selama ini kita terlalu banyak berdebat tentang figur yang tampil di panggung depan, yang terlihat secara kasat mata, padahal mayoritas mereka hanya pion, tetapi kita tidak pernah berdiskusi tentang dalang pengatur pion yang duduk manis di panggung belakang.

Zaenal Abidin Riam
Pengamat Kebijakan Publik/Koordinator Presidium Demokrasiana Institute

Berita Terkait